Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Euro diperkirakan masih bergerak di bawah tekanan minggu depan setelah pekan lalu jatuh terbesar dalam 11 bulan terhadap yen karena sentimen negatif kenaikan yield obligasi Spanyol.
 
“Euro juga tertekan menjelang rilis beberapa data pekan depan, yang diperkirakan akan memperlihatkan penurunan pada ekspor Jerman dan melambatnya produktivitas sektor industri Perancis,” tulis tim analis Monex Investindo Futures dalam risetnya.
 
Hal tersebut, tambahnya, akan menambah bukti bahwa krisis fiskal telah menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.  Obligasi Spanyol diprediksi masih tertekan untuk 3 sesi berturut-turut.
 
Mata uang bersama 17 negara Eropa turun 3,4% menjadi 106,86 yen di New York, penurunan mingguan terbesar sejak Mei. Euro juga jatuh 1,9% menjadi US$1,3096, dan mencapai US$1,3035 pada 5 April yang adalah level terendah sejak 15 Maret. 
 
Tim yang dipimpin Ariston Tjendra menyatakan sentimen tetap bearish untuk euro karena masih diperdagangkan di bawah moving average 100-200. “Meski demikian, naiknya indikator stokastik dapat mengurangi tekanan turun untuk sementara waktu,” katanya dalam analisis teknis itu. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Wisnu Wijaya
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper