Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berpeluang melanjutkan penguatan.
 
Indeks kemarin kembali melanjutkan reli dengan penguatan signifikan 1,1% ke level 4121,82.
 
Penundaan kenaikan harga BBM yang sebelumnya digadang-gadang bakal menjadi sentimen negatif di pasar modal, nyatanya tidak membuat indeks terpukul.
 
Analis Sinarmas Sekuritas Jansen Kustianto menilai penguatan indeks masih akan berlanjut pada perdagangan hari ini, Selasa, 3 Maret 2012.
 
"Pada perdagangan hari ini, secara teknikal indeks diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat," ujarnya dalam riset harian kemarin.
 
Alih-alih dipengaruhi sentimen dalam negeri, Jansen memerkirakan, indeks hari ini akan lebih dipengaruhi oleh kondisi global. Data manufaktur AS yang akan dirilis malam nanti disebutnya dapat memberikan sentimen terhadap indeks.
 
Jansen memperkirakan support-resistance ada di kisaran 4.130-4.195 pada perdagangan hari ini. Saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. ITMG, ADRO, BSDE, BMRI.
 
Pada perdagangan kemarin, seharian indeks bergerak di zona hijau. Pemodal asing kembali mencatatkan net buy dengan nilai Rp786 miliar, membuat catatan net buy menjadi 17 hari berturut-turut.
 
Geliat asing di pasar modal pada perdagangan kemarin masih berkisar di saham-saham berkapitalisasi besar seperti ASII, GGRM, BMRI, BBRI, dan TLKM.
 
IHSG berhasil menguat pada perdagangan kemarin terimbas ditundanya penghapusan subsidi BBM yang seyogyanya akan dinaikan per 1 April lalu. 
 
Meski demikian inflasi Maret 2012 yang baru saja dirilis BPS naik 0,07%, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Februari 2012 0,05%. Tercatat pada perdagangan kemarin, indeks menguat 1,08% ke level 4.166,07 dan indeks BISNIS-27 terangkat 0,79% ke level 353,71.
 
DPR dan pemerintah akhirnya menyepakati pasal 7 ayat 6a mengenai penyesuaian harga BBM bersubsidi. Harga BBM akan dinaikan jika harga ICP 15% di atas harga asumsi ICP dalam APBN-P 2012 atau telah sampai pada kisaran harga US$120 per barel. 
 
Sebaliknya, harga BBM bersubsidi akan turun jika harga ICP turun menjadi US$89 per barel.  
 
Meskipun kenaikan tersebut ditunda nyatanya harga-harga barang pokok mulai mulai menunjukan kenaiakan akibat ekspektasi kenaikan inflasi. Hal ini menyebabkan pada Maret lalu terjadi kenaikan inflasi sebesar lebih tinggi 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya, khususnya dari harga cabe merah. (spr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erly Rusiawati
Editor : Kahfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper