Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Induk jaringan ritel Ranch 99 Market PT Supra Boga Lestari berencana mengurangi porsi kepemilikan yang akan dilepas perseroan kepada publik melalui proses pelepasan saham perdana.
 
Menurut Direktur Utama PT Supra Boga Lestari Nugroho Setiadarma, saat ini manajemen perseroan sedang mendiskusikan jumlah saham yang nantinya akan dilepas ke publik.
 
“Memang kami sudah masukkan ke Bapepam besarnya sekitar 20—30%. Jumlah pastinya belum ada, kami berpikir untuk mengurangi jumlah yang dilepas,” ujarnya kepada Bisnis kemarin.
 
Nugroho belum mau menyebut porsi saham yang akan dilepas dan target jumlah dana akhir. Meski begitu, berdasarkan catatan Bisnis, Supra Boga menargetkan dana hasil IPO sebesar Rp300 miliar.
 
Sebagian besar dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk ekspansi gerai. Adapun sisanya dipakai untuk penambahan modal dasar perseroan dan refinancing hutang.
 
“60% untuk ekspansi gerai. Kalau jumlah hutang yang direfinancing saya tidak ingat pasti,” tuturnya.
 
Lebih lanjut, Nugroho menambahkan, perseroan berencana membuka 4—5 gerai baru tahun ini dengan dana hasil IPO. 1 gerai akan dibuka di Balikpapana, sedangkan sisanya berlokasi di Jakarta dan sekitarnya.
 
Ekspansi 4—5 gerai tersebut merupakan bagian dari rencana jangka panjang perseroan hingga 2014. Supra Boga berencana menambah 16 gerai baru untuk mencapai 30 gerai kelolaan.
 
Perluasan gerai bisa dilakukan melalui mekanisme sewa gedung atau pembangunan gedung sendiri. Nugroho memerkirakan, kebutuhan dana untuk menyewa gerai mencapai Rp8—10 miliar.
 
Untuk melancarkan IPO, perseroan telah menunjuk PT Kresna Graha Sekurindo sebagai penjamin emisi efek. “Jika tidak ada halangan, IPO bisa dilaksanakan Mei tahun ini,” tandasnya.
 
Masuknya Supra Boga ke lantai bursa meramaikan persaingan emiten ritel yang menyasar kelas menengah atas sebagai target konsumennya. Sebelum Supra Boga, beberapa emiten sejenis yang telah lebih dahulu mencatatkan diri di papan bursa a.l PT Mitra Adiperkasa Tbk dan PT Aces Hardware Tbk.
 
Dalam riset bertanggal 2 April 2012, Analis CIMB Cindy Effendi menyebut bahwa rerata rasio harga per lembar saham dibandingkan laba per saham (P/E ratio) sektor ritel mencapai 27,5 kali. Sementara itu, rerata besaran deviden yield sektor ini mencapai 0,4%. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erly Rusiawati
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper