Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

LONDON: Harga kopi robusta naik untuk hari kedua di London karena masih terbatasnya pasokan sebelum dimulainya panen di Indonesia, produsen terbesar ketiga di dunia.

 

Menurut Volcafe, unit kopi ED&F Man Holdings Ltd., petani di Indonesia akan menghasilkan 9,1 juta karung pada musim 2012-2013 yang dimulai pada April. Jumlah itu 38% lebih besar dari tahun sebelumnya.

 

Produksi kopi terpangkas musim ini karena hujan yang disebabkan oleh pola cuaca La Nina, yang berkaitan dengan kondisi yang lebih dingin pada perairan di Samudra Pasifik. 1 karung kopi berbobot 60 kilogram (132 pon).

 

"[Pasokan] ini sangat ketat sampai April, dan kemudian ketika ada hasil tanaman yang baru muncul di Indonesia, akan ada pembalikan atas pengetatan ini," kata Volcafe dalam sebuah laporan, Rabu, 29 Februari 2012.

 

Menurut mereka, Vietnam bisa jadi pemasok tunggal atas robusta dalam beberapa bulan terakhir, sampai India, Uganda, Indonesia, Pantai Gading atau bahkan Brasil mulai kembali mengapalkan lebih banyak pada April dan Mei.

 

Harga kopi robusta untuk penyerahan Mei naik 1,3% menjadi US$2.035 per ton pukul 10.22 di NYSE Liffe di London. Harga meningkat 1,3% kemarin dan jatuh dalam dua sesi sebelumnya.

 

Sementara itu, harga kopi arabika untuk penyerahan Mei naik 0,7% menjadi US$2,0465 pon di ICE Futures US di New York.

 

Naik 12%

Harga kopi robusta naik 12% sepanjang tahun ini setelah ekspor dari Vietnam turun 48% pada Januari. Pada Selasa (28 Februari 2012), Commerzbank AG mengatakan kenaikan harga telah mendorong petani untuk meningkatkan penjualan.

 

Menurut Kantor Statistik Umum, ekspor kopi Vietnam diperkirakan naik 25% menjadi 180.000 ton bulan ini.

 

Adapun, harga gula putih, atau rafinasi, untuk penyerahan Mei sedikit berubah pada US$652,30 per ton di NYSE Liffe. Gula mentah untuk penyelesaian Mei turun 0,2% menjadi 24,95 sen per pon di ICE.

 

Kakao untuk penyerahan Maret naik 0,8% menjadi £1.491 (US$2.278) per ton di London. Kakao untuk pengiriman Mei naik 0,8% menjadi US$2.353 per ton di New York. (Bloomberg/Taufikul Basari/msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper