Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OBLIGASI KORPORASI: Pefindo prediksi Berlian Tanker tak default

JAKARTA: PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi PT Berlian Laju Tanker Tbk  (BLTA) tidak akan gagal bayar (default) untuk melunasi kupon obligasinya.

JAKARTA: PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi PT Berlian Laju Tanker Tbk  (BLTA) tidak akan gagal bayar (default) untuk melunasi kupon obligasinya.

 

"Kalau gagal bayar kupon sepertinya tidak, kalau untuk kupon mereka [Berlian Tanker] masih bisa [melunasi]," ujar Direktur Pefindo Salyadi Saputra kepada pers siang ini, 7 Februari 2012.

 

Pefindo merupakan pemeringkat obligasi Berlian Tanker. Peringkat perusahaan pelayaran itu baru diturunkan Pefindo ke idCCC dari sebelumnya idBBB- pada 26 Januari akibat potensi gagal bayar perusahaan.

 

Potensi tersebut disebabkan adanya pengumuman yang menetapkan standstill (pembekuan) pelunasan utang perusahaan dan anak usahanya, kecuali anak perusahaan yang bernama PT Buana Listya Tama Tbk.

 

Salyadi juga menyatakan optimistis kasus potensi gagal bayar Berlian Tanker tidak terjadi pada emiten obligasi lain karena kasusnya unik.

 

"Ini terjadi karena pembelian komoditas ekspor sedang turun dari Eropa dan AS, sehingga pendapatan mereka [Berlian Tanker] berkurang."

 

Saat ini, Berlian Tanker masih menjadwalkan pembayaran pokok pinjaman sesuai dengan perjanjian yang nilainya mencapai US$418 juta.

 

Pinjaman itu terdiri dari pinjaman bank, obligasi, dan sewa guna usaha (finance lease) untuk tahun ini.

 

“Untuk tahun ini, pembayaran pokok pinjaman yang telah dijadwalkan yang harus dibayar terdiri dari pinjaman bank, obligasi, dan finance lease sekitar US$418 juta,” kata Direktur Keuangan Berlian Kevin Wong dalam jawaban suratnya kepada bursa, akhir Januari.

 

Perdagangan saham perusahaan yang berkode BLTA itu disuspen di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Singapura atas permintaan perseroan ketika ingin mengumumkan standstill, pada 25 Januari.

 

Emiten yang dipimpin Widihardja Tanudjaja itu masih memiliki tanggungan enam tranches obligasi dan sukuk rupiah dengan nilai beredar Rp1,34 triliun yang akan jatuh tempo pada Mei-Juli 2012 dan Mei 2014. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper