Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fajar Surya incar penjualan hingga Rp5 triliun 2012

JAKARTA: Emiten produsen kertas industri PT Fajar Surya Wisesa Tbk mengincar penjualan sebesar Rp5 triliun pada tahun depan, naik sekitar 22% dari tahun ini yang diproyeksikan Rp4,1 triliun.Direktur Fajar Surya Wisesa Hadi Rebowo Ongkowidjojo mengatakan

JAKARTA: Emiten produsen kertas industri PT Fajar Surya Wisesa Tbk mengincar penjualan sebesar Rp5 triliun pada tahun depan, naik sekitar 22% dari tahun ini yang diproyeksikan Rp4,1 triliun.Direktur Fajar Surya Wisesa Hadi Rebowo Ongkowidjojo mengatakan ada dua faktor yang bakal mendorong pencapaian target penjualan tersebut yakni modifikasi mesin kertas nomor 7 (PM 7) dan masih tingginya permintaan atas produk perseroan."Kapasitas PM 7 meningkat menjadi 350.000 ton pada tahun depan dari kapasitas saat ini 200.000 ton per tahun," katanya dalam acara paparan publik, hari ini.Dari total penjualan tersebut, dia menargetkan sekitar 10%-15% akan dipasarkan di luar negeri dengan tujuan Malaysia, Vietnam, Philipina, China, dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah.

 

"Ekspor ini juga menjadi salah satu strategi untuk mengantisipasi jika pasar domestik kena pengaruh gejolak krisis global," jelasnya.Dari sisi pangsa pasar, Hadi mengatakan perseroan menargetkan kenaikan menjadi 35% dari posisi saat ini 30%. "EBITDA margin kami perkirakan bisa 17%," tambahnya.Hingga akhir tahun ini, dia memperkirakan realisasi penjualan perseroan akan mencapai Rp4,1 triliun, naik 24% dibandingkan dengan kinerja tahun lalu Rp3,3 triliun."Laba bersih 2011 kami perkirakan akan sedikit di bawah 2010 karena pengaruh forex loss akibat melemahnya rupiah terhadap dollar AS," ujarnya.Sampai dengan 30 September 2011, realisasi penjualan perseroan telah mencapai Rp3,04 triliun, naik 24% dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun lalu Rp2,45 triliun.

 

Adapun realisasi laba bersih terkoreksi 29,83% menjadi Rp179,98 miliar dari Rp256,48 miliar pada periode yang sama tahun lalu."Penurunan laba bersih tersebut karena beban interest rate dari pinjaman dan adanya forex loss," jelas Hadi.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper