Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga emas naik, sahamnya turun

LONDON: Berbeda dengan harga emas yang naik tajam beberapa tahun terakhir, harga saham pertambangan logam mulia ini justru jatuh.

LONDON: Berbeda dengan harga emas yang naik tajam beberapa tahun terakhir, harga saham pertambangan logam mulia ini justru jatuh.

 
Saham pertambangan emas diperdagangkan pada tingkat termurah dalam setidaknya 9 tahun terakhir, padahal keuntungan industri ini diperkirakan naik hampir dua kali lipat tahun ini.
 
Kenaikan keuntungan itu sejalan harga emas lantakan yang terus diperdagangkan di dekat level rekor. Hari ini emas diperdagangkan di US$1.727,6 per troy ounce untuk kontrak teraktif di New York pukul 8.30 waktu Jakarta.
 
Acuan Indeks NYSE Arca Gold BUGS yang mencakup Barrick Gold Corp, Newmont Mining Corp dan AngloGold Ashanti Ltd berakhir pekan lalu di 17 kali laba, terendah setidaknya sejak November 2002 dan di bawah rata-rata lima tahun yang 37 kali.
 
Investor menjual saham di seluruh dunia karena krisis utang Eropa
memperburuk prospek keuntungan perusahaan, dan mereka mengabaikan
proyeksi analis atas emas lantakan dan produsen.
 
Sebanyak 16 indeks emas anggota akan meningkatkan gabungan pendapatan per saham
94% tahun ini, menurut perkiraan dikumpulkan oleh Bloomberg.
 
John Wong, manajer portofolio New City Investment Managers, mengatakan saat ini adalah kesempatan untuk membeli.
 
Ekuitas emas telah jatuh 5,6% tahun ini, menuju penurunan tahunan pertama sejak 2008. Padahal, harga emas sempat mencapai rekor US$1.921,15 pada 6 September dan tetap menguntungkan dalam 11 tahun terakhir.
 
Sementara itu, kemarin harga emas ditutup menguat sejalan reli komoditas setelah dolar melemah dan mendorong daya tarik bahan baku sebagai alternatif investasi.
 
Indeks Standard & Poor GSCI dari 24 harga komoditas energi, logam dan pertanian naik 1,6% di tengah upaya menteri keuangan Eropa bekerja menaikkan dana talangan. Dolar turun 0,9% terhadap kelompok 6 mata uang utama.
 
Emas berjangka untuk pengiriman Februari ditutup naik 0,3% menjadi US$1.718,90 per ounce di Comex di New York kemarin atau dini hari waktu Jakarta. Kemarin, harga sempat naik 1,5%, tertinggi dalam dua
minggu. (ln)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Taufikul Basari/Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper