Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga karet merangkak naik

TOKYO: Harga karet naik di tengah spekulasi langkah Eropa untuk mengatasi krisis utang akan mengurangi ancaman terhadap perekonomian regional. Harga karet pengiriman Mei naik 4% menjadi 271,6 yen per kilogram (US$3.498 per ton), level tertinggi

TOKYO: Harga karet naik di tengah spekulasi langkah Eropa untuk mengatasi krisis utang akan mengurangi ancaman terhadap perekonomian regional. Harga karet pengiriman Mei naik 4% menjadi 271,6 yen per kilogram (US$3.498 per ton), level tertinggi sejak 21 November, sebelum diperdagangkan di 270,5 yen di Tokyo Commodity Exchange pada pukul 12.08. Kenaikan terjadi setelah IMF, seperti ditulis harian La Stampa, sedang menyiapkan 600 miliar euro (US$794 miliar) pinjaman bagi Italia dengan semakin buruknya beban utang. Dukungan harga karet juga terjadi setelah National Retail Federation melaporkan penjualan ritel AS selama Thanksgiving naik 16%. Dukungan harga karet juga didapat setelah naiknya saham Asia dan minyak mentah. "Sentimen pasar membaik setelah laporan dari bailout Italia, memacu investor untuk membeli kembali [karet] berjangka," kata Kazuhiko Saito, analis di broker Fujitomi Co. Saito menambahkan karet juga meningkat di tengah spekulasi bahwa pengirim di Thailand, produsen dan eksportir terbesar, menahan penjualan karena harga yang rendah. Menurut Asosiasi Negara-Negara Penghasil Karet Alam pertumbuhan pasokan di negara-negara produsen utama dapat melambat tahun depan sejalan hujan lebat yang mengganggu penyadapan dan penurunan harga mendorong mereka untuk memotong pasokan. Rubber Research Institute Thailand  menyebutkan patokan harga karet Thailand tidak berubah pada 101,8 baht (US$3,25) per kilogram pada November 25. Sementara itu, harga kontrak pengiriman Mei pada Shanghai Futures Exchange naik 3,4% menjadi 25.285 yuan (US$3.964) per ton. Data bursa menunjukkan persediaan karet alam naik 205 ton menjadi 29.399 ton di 9 gudang yang dipantau di Shanghai, Shandong, Yunnan, Hainan dan Tianjin. (Taufikul Basari)(api) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper