Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

SINGAPURA: Harga minyak diperdagangkan mendekati level terendahnya dalam 2 minggu di New York setelah hasil lelang obligasi Jerman di luar ekspektasi. 
 
Hal tersebut memicu spekulasi memburuknya krisis utang Eropa akan mengancam ekonomi regional.
 
Harga minyak mentah di bursa berjangka sedikit berubah setelah turun 1,9% kemarin. “Pasar beralih melemah dari sebelumnya bullish karena situasi Eropa,” ujar Ken Hasegawa, manajer perdagangan komoditas dan derivatif pada Newedge Group di Tokyo.
 
Hasegawa memprediksi minyak akan turun di bawah rata-rata pergerakan (moving average) per 200 hari yang mendekati US$95 per barel hari ini.
 
Moving average merupakan indikator yang sering digunakan dalam analisis teknis untuk menunjukkan nilai rata-rata harga selama periode yang ditetapkan. Pergerakan rata-rata digunakan untuk mengukur momentum dan menentukan kemungkinan area support dan resistance.
 
"Pelelangan [obligasi] Jerman diterima sebagai faktor bearish," ujar Hasegawa. 
 
Harga minyak mentah untuk pengiriman Januari berada di US$96,23 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange atau naik 6 sen pada pukul 11.23 waktu Singapura. 
 
Kemarin, kontrak itu turun US$1,84 ke US$96,17 per barel, terendah sejak penyelesaian 9 November. Harga telah naik 5,3% tahun ini setelah naik 15% pada 2010
 
Penurunan terjadi setelah Jerman, ekonomi terbesar Eropa, gagal mendapatkan pembeli untuk 35% dari obligasi pada saat lelang. 
 
Faktor lain yang menekan minyak adalah laporan Departemen Perdagangan AS yang menyebutkan terjadi penurunan nilai pesanan barang selama Oktober.
 
Hari ini lantai perdagangan ditutup untuk hari libur Thanksgiving di AS dan transaksi elektronik akan dicatat dengan harga penutupan besok.
 
Sementara itu, harga minyak Brent untuk penyelesaian Januari di ICE Futures Europe yang berbasis di London berada di US$107,49 per barel, naik 47 sen. (ln)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Taufikul Basari/Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper