Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks saham berjangka Jepang anjlok

 TOKYO: Indeks saham berjangka Jepang dan bursa Australia jatuh setelah biaya pinjaman Italia melonjak di tengah penjualan obligasi. Hal itu menghidupkan kembali kecemasan bahwa krisis utang Eropa akan menyebar sehingga meredam kepercayaan

 TOKYO: Indeks saham berjangka Jepang dan bursa Australia jatuh setelah biaya pinjaman Italia melonjak di tengah penjualan obligasi. Hal itu menghidupkan kembali kecemasan bahwa krisis utang Eropa akan menyebar sehingga meredam kepercayaan investor untuk aset berisiko. Sertifikat penitipan (American Depositary Receipts/ADR) dari Sony Corp, eksportir barang elektronik terbesar Jepang, turun 1,7% dari harga penutupan saham di Tokyo. ADR adalah sertifikat investasi pada saham perusahaan non-Amerika Serikat. Saham perusahaan non-AS tersebut diperdagangkan di bursa negara asal di luar AS, sedangkan ADR diperdagangkan di bursa AS. Sementara itu saham Mizuho Financial Group Inc, bank terbesar ketiga Jepang berdasarkan nilai pasar, turun 1,9% setelah laba bersih anjlok 26%.Sementara itu, BHP Billiton Ltd, penambang dan produsen minyak Australia, turun 0,9% setelah harga minyak mentah turun. Kontrak indeks saham Nikkei 225 Jepang yang jatuh tempo pada Desember ditutup pada 8.575 di Chicago kemarin, turun dari 8.620 di Osaka, Jepang. Indeks ditawaran (bid) sebelum pembukaan pasar pada 8.560 di Osaka, pukul 08:05 waktu setempat. Adapun Indeks acuan Australia S&P/ASX 200 turun 0,1% hari ini. Indeks Selandia Baru NZX 50 turun 0,3% di Wellington. "Tender obligasi di Italia tadi malam hanya menggarisbawahi bahwa investor tidak akan membayar terlalu banyak untuk resiko pada tahap ini, mengingat ketidakpastian saat ini," kata Tim Schroeders, Manajer Investasi Pengana Capital Ltd di Melbourne. Schroeders  mengatakan investor harus tetap teguh dan disiplin dalam mencari peluang ketika pasar menjadi histeris, baik pada sisi beli dan jual, dan tidak terjebak dalam kebisingan sehari-hari. (Taufikul Basari/ea) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper