Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Investor asing dinilai tak akan lama menggenggam kas dalam dolar AS atau mata uang Eropa lain dan kembali melirik pasar modal Indonesia sebelum akhir tahun ini seiring dengan kuatnya fundamental ekonomi.
 
Ekonom senior Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan mengatakan tidak banyak dana asing yang keluar itu ditempatkan pada kas dolar Amerika Serikat, swiss franc, dan emas. 
 
Selain itu, dana asing juga tidak akan banyak dialokasikan untuk US Treasury mengingat bunga yang diperoleh kecil.
 
“Apa alasannya investor megang dolar dalam jangka panjuang? Bunganya rendah dan komitmen Federal Reserve menahan 0,25% dalam 2 tahun ke depan. Kedua, AS itu deficit APBN, deficit neraca transaksi berjalannya juga besar,” katanya di Jakarta, hari ini.
 
Dia mengatakan peluang asing masuk ke mata uang siwss franc juga kecil mengingat bank sentral Swiss mengintervensi dan komitmen menahan mata uang tersebut. 
 
Fauzi menilai keadaaan saat ini belum normal di mana kurs dolar AS dan rupiah saat ini selisih antara jual dan beli mencapai Rp150-Rp200, sementara pada keadaan normal selisihnya antara Rp1-Rp2.
 
Dia optimistis dana asing akan kembali ke Indonesia sebelum akhir tahun ini. Alasannya, AS dan negara Eropa lain seperti Yunani, Irlandia, Italia, mengalami penurunan peringkat, sementara Indonesia dalam 5 tahun terakhir justru mengalami kenaikan peringkat risiko. 
 
“Pertumbuhan ekonomi kita diperkirakan tahun ini 6,5%, sedangkan negara maju itu 1,5%,” katanya.
 
Menurut Fauzi, di tengah pergeseran kekuatan ekonomi dari barat ke timur saat ini dalam prosesnya akan ada krisis-krisis kecil yang otomatis membuat bursa global terpuruk sesaat. 
 
Namun sewaktu reda, investor akan menginvetasikan dana mereka sesuai dengan fundamental, bukan berdasarkan kepanikan. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper