Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga kontrak karet akhirnya turun

TOKYO: Setelah melonjak hingga level 6,9%, harga karet akhirnya tergelincir. Penurunan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa para keputusan pemimpin Eropa terpecah dalam rencana mengatasi krisis utang di kawasan tersebut.Kontrak karet untuk pengiriman

TOKYO: Setelah melonjak hingga level 6,9%, harga karet akhirnya tergelincir. Penurunan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa para keputusan pemimpin Eropa terpecah dalam rencana mengatasi krisis utang di kawasan tersebut.Kontrak karet untuk pengiriman Maret di Tokyo Commodity Exchange turun 0,87% dari 319,3 yen per kilogram menjadi 316,5 yen pukul 00.11 pagi. Kontrak paling aktif menghadapi penurunan hingga 24% tahun ini."Kekhawatiran tentang krisis utang Eropa terus berlanjut, menyeret harga kontrak karet berjangka ke level yang lebih rendah," ujar Kazuhiko Saito, analis di perusahaan broker Fujitomi CO seperti dikutip Bloomberg di Tokyo, hari ini.Sebelumnya, harga karet meningkat pada spekulasi bahwa China –sebagai konsumen karet terbesar di dunia, berpotensi meningkatkan permintaan sebelum Hari Nasional pekan depan. Pasar komoditas ini juga didukung oleh kekhawatiran berkurangnya pasokan karet setelah banjir melanda Thailand.Di Shanghai, kontrak karet pengiriman Januari turun 1,5% menjadi 27.840 yuan (US$4.360) per ton. Persediaan karet yang terpantau oleh Shanghai Futures Exchange yakni sebanyak 33.766 ton pekan lalu. Data bursa menunjukkan jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata stok karet selama 5 tahun yang sebesar 63.213 ton.Rubber Research Institute di Thailand melaporkan harga karet tunai di Thailand turun 1,5% menjadi 134,10 baht (US$4,33) per kg. Analis DS Futures Co yang berbasis di Bangkok menyatakan tingginya curah hujan di Thailand menambah kekhawatiran bahwa pasokan dari negara penghasil karet terbesar ini diprediksi akan berkurang.Untuk diketahui, bencana banjir di Thailand telah menewaskan setidaknya 166 jiwa selama 2 bulan terakhir. Departemen Pencegahan Bencana dan Mitigasi melaporkan hujan deras yang terjadi sejak 25 Juli 2011 telah menyebabkan 57 provinsi di negara gajah putih ini terendam banjir. (Lavinda/faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper