Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga gula berjangka terperosok 8,3%

JAKARTA: Harga gula berjangka di New York terperosok hingga 8,3% dalam sepekan. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan produksi dari Asia dan masih berkurangnya permintaan gula akibat perlambatan ekonomi global yang belum juga usai.Penurunan harga

JAKARTA: Harga gula berjangka di New York terperosok hingga 8,3% dalam sepekan. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan produksi dari Asia dan masih berkurangnya permintaan gula akibat perlambatan ekonomi global yang belum juga usai.Penurunan harga komoditas pemanis ini dalam sepekan mencapai 8,3% yakni dari penutupan dua pekan lalu yang sebesar US$0,2631 per pon, menurun US$0,0218 menjadi US$0,2431 per pon di ICE Futures US di New York pekan lalu.Berdasarkan perkiraan di 10 negara, termasuk negara penghasil terbesar, produksi gula di India merupakan yang tertinggi dalam empat tahun. Sementara itu, seorang pejabat dari Sugar Technology Program mengungkapkan produksi tebu di Thailand diperkirakan meningkat sekitar 11% tahun ini.Komoditas dan ekuitas mengalami penurunan pada akhir pekan disebabkan resesi yang tengah dialami perekonomian global."Dikatakan bahwa produksi gula yang lebih tinggi di Thailand akan membantu mengimbangi penurunan hasil tebu di Brazil, dan tekanan secara keseluruhan yang ada di pasar ini berasal dari lemahnya prospek permintaan terhadap komoditas," ujar Boyd Cruel, analis senior Vision Financial Markets di Chicago seperti dikutip Bloomberg, akhir pekan.Harga gula mentah untuk pengiriman Maret turun hingga 2,7% atau US$0,068, dari US$0,2481 kemudian menetap di level US$0,2413 per pon di ICE Futures US di New York akhir pekan lalu. Komoditas pemanis ini telah terperosok hingga 19% bulan ini, termasuk penurunan 8,3% pekan lalu.Klanarong Sriroth, Sugar Technology Program mengungkapkan produksi tebu di Thailand diperkirakan sebanyak 105 juta ton pada musim mendatang, naik lebih dari 95 juta ton dibandingkan dengan musim panen lalu.Rabobank mengatakan persediaan gula akan melebihi permintaan dengan 7,339 juta ton pada musim 2011-2012 yang dimulai pada Oktober. Namun jumlah tersebut menurun 24% dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 9,623 juta ton. Gula di IndonesiaDi Indonesia, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah bersama Pemerintah Daerah Kawasan Timur Indonesia mengimbau pemerintah untuk merevisi keputusan Menteri Perdagangan Nomor 527 tanggal 7 September 2004 tentang ketentuan Impor Gula, Pasal 2 (ayat 3 dan 4) terkait pembatasan peredaran gula rafinasi. Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Kadin Natsir Mansyur menuturkan peraturan tersebut tidak sejalan dengan kondisi yang ada di kawasan timur Indonesia, di mana gula kristal putih tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.Dia menjelaskan kebutuhan gula di kawasan timur Indonesia kebutuhan gula di wilayah timur Indonesia sebanyak 600.000 ton, namun kondisi produksi gula di kawasan tersebut hanya sebanyak 60.000 ton, yakni dari PTPN XIV dan Pabrik Gula Gorontalo. Dengan demikian terdapat kekurangan gula mencapai 540.000 ton per tahun.  (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya
Sumber : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper