Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Di tengah tren penurunan indeks harga surat utang negara (SUN), pemerintah tetap berencana menggelar lelang SUN pada Selasa pekan depan dengan target indikatif Rp5 triliun.
 
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu Rahmat Waluyanto mengatakan penyelenggaraan lelang tersebut dilakukan guna memenuhi jadwal lelang yang telah ditetapkan pemerintah.
 
"Juga untuk memberi signal ke pasar tentang yield yang wajar yang dapat diterima pemerintah dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan outlook ke depan," katanya saat dihubungi Bisnis hari ini.
 
Menurut dia, jika imbal hasil (yield) yang ditawarkan pemerintah di atas benchmark SUN, pemerintah tidak akan memenangkannya. "Kalau kemahalan, ya tidak ada yang bisa diterima," ujarnya.
 
Terdapat lima seri SUN yang akan dilelang pada Senin pekan depan yaitu seri SPN03111228 yang merupakan seri baru, seri SPN12120914 dengan bunga diskonto, seri FR0055 dengan tingkat bunga tetap 7,37%, seri FR0059 dengan bunga tetap 7%, dan seri FR0058 dengan bunga tetap 8,25%.
 
Analis Obligasi PT Trimegah Securities Tbk Imam MS menilai dalam lelang kali ini akan sepi peminat karena dalam jangka pendek para pelaku pasar masih akan bersikap menunggu. "Tipikal investor kita jarang yang kontrarian sehingga lalang kali ini diperkirakan akan sepi peminant," jelasnya.
 
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga tidak dalam kondisi membutuhkan pendanaan yang besar dari penerbitan SUN karena sampai saat ini realisasi penerbitan SUN hampir mencapai 71% dari target APBN. "Pemerintah toh tidak dalam posisi tertekan sehingga bisa tidak menyerap jika yield yang diminta investor dianggap ketinggian," ujar dia.
 
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Utang per 31 Agustus 2011, realisasi penerbitan SUN sampai dengan 26 Agustus telah mencapai Rp143,07 triliun atau 67,30% dari target APBN 2011 sebesar Rp212,60 triliun. Lelang SUN minggu depan merupakan lelang yang kedua kalinya pada bulan ini di mana pada lelang 13 September pemerintah meraup dana sebesar Rp8 triliun. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper