Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Otoritas pasar modal menyiapkan sejumlah opsi pengamanan pasar modal dari kejatuhan yang lebih dalam, a.l. dengan menghentikan perdagangan saham untuk sementara.
 
Nurhaida, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bappepam-LK), mengatakan pihaknya telah menginstruksikan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan pengawasan ketat terhadap kinerja pasar modal yang tengah menurun. 
 
Ada empat parameter kinerja pasar modal yang menjadi acuan dalam mengambil tindakan pengamanan sesuai prosedur operasional standar (SOP), yakni kondisi normal, waspada, pra-krisis, dan krisis.
 
"Kalau [saham jatuh] di level tertentu, maaf saya tidak bisa sampaikan [berapa], misalnya sekian persen, Direksi Bursa Efek Indonesia dapat menentukan sikap. Kalau level tertentu, bisa dilakukan cooling down," ujar dia usai rapat kerja dengan Komisi XI DPR, hari ini.
 
Menurutnya, otoritas pasar modal bisa saja melakukan penghentian perdagangan saham untuk sementara jika pergerakan saham melewati batas tertentu yang mengkhawatirkan. Untuk itu, ada kriteria dalam SOP yang bisa menjadi panduan dalam pengambilan keputusan.
 
"Kalau sekarang Bursa (BEI) belum melakukan tindakan karena threshold atau batasan [pergerakan saham] yang ditentukan belum sampai. Misalnya [menyentuh level tertentu], bisa dihentikan sementara, tapi tidak satu sesi penuh. Tapi kita belum tahap itu," katanya.
 
Dia mengatakan bukan hanya indeks harga saham gabungan (IHSG) Indonesia saja yang mengalami penurunan, tetapi saham-saham di kawasan Asia juga anjlok. Sejak awal tahun sampai dengan sekarang, IHSG turun sekitar 4%, tidak sedalam penurunan Hang Seng (Hong Kong) yang sudah mencapai 20%.
 
"Kami juga melihat market di luar belum ada tindakan spesifik. Kami lihat arah di luar, market menyeluruh dan tindakan internal. Yang bisa disampaikan sekarang, Bursa sudah melakukan pengawasan ketat," tuturnya.
 
Nurhaida menambahkan sejauh ini otoritas bursa belum melakukan tindakan apapun karena pergerakam IHSG masih di level normal, sehingga belum mengkhawatirkan. Pasalnya, penurunan indeks karena dipicu oleh kekhawatiran investor internasional terhadap kondisi perekonomian global.
 
"Indikatornya adalah penurunan indeks, penurunan transaksi, kondisi regional, semua dipertimbangkan. Penentuan kriteria tidak satu indikator, tetapi gabungan indikator," jelasnya. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper