Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Harga emas yang berada di kisaran US$1.800 per ounce dinilai masih terlalu rendah, karena kondisi pasar finansial global yang dipenuhi kekhawatiran krisis utang Eropa akan menyebar dan perlu waktu lama untuk pemulihan. 
 
Vicky Armanani, ahli strategi pasar pada Monex Investindo Futures, mengatakan anggapan orang bahwa harga logam mulia itu sudah terlalu tinggi adalah salah. 
 
"Ini hanya potongan iklan dari sebuah film yang belum tayang," ujarnya kepada Bisnis hari ini. 
 
Dia beralasan emas adalah satu-satunya pilihan safe haven setelah franc Swiss dipatok terhadap euro untuk mencegah apresiasi lebih lanjut. Vicky memperkirakan harga emas tahun ini menuju kisaran US$2.000 per ounce dan US$2.500 pada pertengahan tahun depan. 
 
Ancaman gagal bayar oleh Yunani akan menjadi pemicu goyahnya pertumbuhan ekonomi global dan menghantam pasar saham. Karena itu, kata Vicky, pelaku pasar akan mengalihkan dananya ke aset yang dapat melindungi kekayaannya. 
 
Harga emas untuk pengiriman segera naik US$6,20 atau 0,3% ke US$1.809,82 per troy ounce pukul 9:24 di London. Sementara itu emas untuk pengiriman Desember 0,2% lebih tinggi berada pada US$1.812,40 di Comex di New York. (sut)
 
Dana Moneter Internasional kemarin memangkas proyeksi pertumbuhan global dan meramalkan dampak yang "parah" jika Eropa tidak mampu mengatasi krisis utang. Sementara pejabat Fed dapat memberikan stimulus lebih banyak untuk mendukung perekonomian setelah pertemuan dua hari ini. 
 
Bayram Dincer, seorang analis pada LGT Capital Management di Pfaeffikon, Swiss, mengatakan kekhawatiran atas pertumbuhan global di masa depan dan situasi utang yang tidak berkelanjutan di Eropa dan AS akan mendukung harga emas.
 
Dia menyatakan langkah-langkah Fed bisa berarti suku bunga riil rendah akan lebih lebih lama dan hal ini membuat inevstor mencari alat investasi yang lebih menguntungkan, terutama emas. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : M. Taufikul Basari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper