Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: DPR menduga ada oknum Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang terlibat dalam kasus penggelapan dana investasi PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) sehingga dugaan kasus itu harus diungkap tuntas oleh Polri.
 
Edison Betaubun, Anggota Komisi XI DPR dari F-PG, mengatakan dugaan itu didasari waktu lama yang dibutuhkan untuk mengungkap penggelapan dana sejak awal terjadi pada 2002 hingga baru terungkap pada 2006.
 
"Untuk itu kami meminta Polri untuk mengusut tuntas dugaan adanya oknum yang terlibat," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Askrindo, Bapepam-LK, dan Polri hari ini.
 
Dalam rapat yang sama, dia juga meminta kepada anggota Komisi XI yang lain untuk menunda pemberian tambahan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp1 triliun yang sudah disetujui sebelumnya awal tahun ini dan sudah siap dicairkan dalam waktu dekat.
 
Anggota Komisi-XI DPR lain, Nusron Wahid dari F-PG, juga mengusulkan agar oknum direksi Askrindo dan direksi manajer investasi dibawa ke depan sidang komisi keuangan itu. 
 
"Harusnya di bawa ke sini untuk membuka cerita pihak yang bermain dalam kasus penggelapan dana dan menikmati dana yang katanya digelapkan itu, apa Askrindo, Tranka Kabel, atau Chaidi The."
 
Menurut dia, kondisi kasus penggelapan dana investasi Askrindo masih rancu karena belum jelas pihak yang paling berkepentingan, meskipun sudah dijelaskan oleh Askrindo, Bapepam-LK, dan Polri.
 
PT Terang Kita (Tranka Kabel) merupakan debitur pinjaman yang dijamin Askrindo. Namun, ketika terjadi gagal bayar pinjaman, Askrindo membeli surat utang yang diterbitkan Tranka untuk membantu operasional perusahaan itu. 
 
Askrindo berharap Tranka dapat berjalan normal kembali dan dapat melunasi utangnya, tetapi kemudian justru gagal bayar.
 
Pada kesempatan yang sama, Kapolda Metro Jaya Untung S. Rajab mengatakan pihaknya sudah memanggil 27 sanksi dan masih membuka kemungkinan ada penangkapan lagi.
 
"Sudah kami cekal beberapa, tapi belum ditahan karena kami yakin prosesnya masih bisa lancar berjalan." (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper