Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peningkatan harga CPO ditopang diskon

JAKARTA: Harga minyak sawit meningkat karena dipengaruhi kebijakan diskon komoditas itu yang dilakukan untuk menyaingi penguatan harga minyak kedelai dunia. Analis Senior Monex Investindo Futures Ariana Nur Akbar mengatakan kebijakan pemotongan

JAKARTA: Harga minyak sawit meningkat karena dipengaruhi kebijakan diskon komoditas itu yang dilakukan untuk menyaingi penguatan harga minyak kedelai dunia. Analis Senior Monex Investindo Futures Ariana Nur Akbar mengatakan kebijakan pemotongan harga Crude Palm Oil (CPO) memberi pengaruh besar terhadap peningkatan harga komoditas tersebut. Selain itu, Ariana menambahkan minimnya persediaan CPO dibandingkan kedelai membuat pelaku pasar lebih memilih untuk membeli CPO pada harga yang lebih rendah karena momentum diskon, dibandingkan kedelai.    "Untuk wilayah Eropa, ditetapkan kebijakan harga yang lebih murah US$200 per ton. Kebijakan ini tidak ditetapkan secara resmi, melainkan untuk membuat pasar CPO bergairah," ujar Ariana saat dihubungi Bisnis, hari ini. Harga kontrak CPO pengiriman November melonjak 0,9% menjadi 3.076 ringgit atau setara US$1.017 per ton di Malaysia Derivatif Exchange. Kontrak minyak sawit berjangka ini mengakhiri perdagangan sesi kedua pada level 3.072 ringgit di Kuala Lumpur. Sementara itu, Chung Yang Ker, analis Philip Futures Pte di Singapura, mengungkapkan peningkatan harga CPO dipengaruhi oleh kekuatan dari harga kedelai. Kenaikan harga CPO, menurut Ker, disebabkan spekulasi produksi kedelai di negara ekportir terbesar, Amerika Serikat menurun. Kedelai merupakan bahan baku alternatif minyak nabati yang menjadi pesaing utama minyak sawit. Harga kedelai naik pada pekan ini akibat laporan pemerintah AS yang menunjukkan cuaca panas dan kering dalam dua bulan terakir mengurangi hasil panen kedelai di AS. Peningkatan harga kedelai juga dipengaruhi data AS yang menunjukkan imbal hasil dan pasar saham di negara Paman Sam tersebut melemah.   "Harapannya akan ada sedikit penurunan pada imbal hasil dan penutupan saham," ujar Ker seperti dikutip Bloomberg, kemarin. (01/tw)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Nadya Kurnia
Sumber : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper