Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI bakal lepas suspensi saham Central Omega

JAKARTA: Bursa Efek Indonesia (BEI) melepas suspensi perdagangan PT Central Omega Resources Tbk pagi ini yang telah diberlakukan sejak 25 Agustus akibat kenaikan harga saham perseroan yang terlalu drastis.Suspensi saham Central Omega Resources

JAKARTA: Bursa Efek Indonesia (BEI) melepas suspensi perdagangan PT Central Omega Resources Tbk pagi ini yang telah diberlakukan sejak 25 Agustus akibat kenaikan harga saham perseroan yang terlalu drastis."Suspensi saham Central Omega Resources dibuka kembali di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan 6 September," ujar Pejabat Sementara Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Irvan Susandy di dalam pengumuman otoritas bursa di situsnya pagi ini.Saham emiten yang berkode DKFT tersebut disuspensi setelah perusahaan mengumumkan niat menerbitkan saham baru senilai total Rp1,02 triliun dengan menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dan waran.Dalam pengumuman perseroan hari ini di surat kabar, perusahaan yang berkode saham DKFT itu berencana menggelar penawaran saham terbatas (rights issue) senilai Rp983,73 miliar dengan menerbitkan sebanyak 983,73 juta saham baru dengan nominal Rp500 dan harga eksekusi Rp1.000.Setiap pemegang satu saham perseroan berhak atas 9 HMETD. Perseroan juga akan menerbitkan 36,42 juta waran senilai Rp45,54 miliar sebagai insentif bagi investor yang mengeksekusi haknya dalam rights issue, dengan porsi setiap 27 HMETD berhak atas satu waran.Akibat pengumuman tersebut, hari ini saham perseroan disuspen lagi oleh manajemen Bursa Efek Indonesia untuk kedua kalinya setelah sebelumnya dilakukan pada 22 Agustus. Emiten tambang yang dulu merupakan perusahaan pembiayaan bernama PT Duta Kirana Finance Tbk tersebut akan menggunakan setengah dari total dana yang berhasil dihimpun dalam rights issue untuk mendirikan perusahaan baru.Anak usaha itu akan mengoperasikan pabrik pengolahan hasil tambang, khususnya hasil dari anak usaha Central Omega. Adapun sebanyak 30% dari dana rights issue untuk belanja modal dan sebanyak 20% untuk modal kerja tambahan.Bertindak sebagai pembeli siaga dalam transaksi itu adalah pemegang saham pengendali 80% saham perseroan yaitu PT Jinsheng Mining, yang akan menyerap saham baru perseroan yang tidak dieksekusi investornya.Penyerapan itu akan menyebabkan porsi kepemilikan saham investor lama akan terdilusi sebesar 90% setelah rights issue selesai dan sebesar 90,32% setelah masa eksekusi waran dari April 2012 hingga Oktober 2014 usai. Saham perusahaan yang dipimpin oleh Kiki Hamidjaja tersebut sudah disuspensi dua kali sebelum pengumuman aksi korporasi tersebut, yaitu pada 25 Agustus dan 22 Agustus.(mmh) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper