Laporan keuangan Alfamart menyebutkan laba usahanya tumbuh 92,20% menjadi Rp119,24 miliar dengan kenaikan pendapatan sebesar 36,04% menjadi Rp8,34 triliun. Semua itu mendongkrak laba bersih per sahamnya menjadi Rp18,78 dari posisi sebelumnya Rp9,82.
Capaian itu didorong oleh leveraging yang dilakukan, terlihat dari jumlah kewajiban Alfaria yang naik menjadi Rp3,34 triliun dari Rp3,17 triliun. Kenaikan utang itu jauh lebih besar dari kenaikan ekuitasnya yang menjadi Rp1,18 triliun dari semula Rp1,08 triliun.
Selain itu, perseroan mencatatkan laba bruto yang tumbuh 39,74% menjadi Rp1,22 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp878,14 miliar. Sedangkan beban pokok penjualan naik 35,42% menjadi Rp7,11 triliun, dibandingkan periode sebelumnya Rp5,25 triliun.
Analis PT Indosurya Securities Reza Priyambada merekomendasikan hold terhadap emiten berkode saham AMRT itu.
"Pergerakan saham perseroan kurang likuid karena aksi korporasi yang kurang besar, seperti pembukaan toko yang nilainya tidak besar," katanya. (sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
