Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah terkoreksi tipis

JAKARTA: Nilai tukar rupiah melemah selama 2 hari berturut-turut yang dipengaruhi kekhawatiran makin dalamnya krisis utang eropa yang dapat mengakibatkan berkurangnya permintaan pada pasar modal negara berkembang.Nilai tukar rupiah turun 0,2% menjadi

JAKARTA: Nilai tukar rupiah melemah selama 2 hari berturut-turut yang dipengaruhi kekhawatiran makin dalamnya krisis utang eropa yang dapat mengakibatkan berkurangnya permintaan pada pasar modal negara berkembang.Nilai tukar rupiah turun 0,2% menjadi Rp8.558 per dolar AS pada perdagangan pukul 16:00 di Jakarta. Rupiah telah menguat sebesar 4,9% selama tahun ini.Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah pada hari ini turun 18 poin menjadi Rp8.555 per dolar AS, dibandingkan dengan akhir pekan lalu yang senilai Rp8.537.Mika Martumpal, analis PT Commonwealth Bank mengatakan krisis Eropa menjadi penyebab melemahnya nilai rupiah dan mata uang Asia lainnya."Pelemahan ini mungkin bersifat sementara karena terkait dengan Eropa, karena fundamental ekonomi Indonesia masih kuat, ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg hari ini.Gubernur BI Darmin Nasution menyatakan fundamental ekonomi Indonesia masih kuat selama tahun ini. Bahkan, BI menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 6,3%-6,8% dari semula 6,1%-6,6%.Darmin mengatakan pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh sumber berimbang seiring dengan peningkatan kinerja investasi dan ekspor yang tetap solid. Selain itu, sambungnya, kinerja konsumsi rumah tangga juga tetap kuat."Pada kuartal III/2011. pertumbuhan ekonomi diperkirakan cukup tinggi, yaitu sebesar 6,6%, ditopang oleh konsumsi dan investasi," ujarnya pekan lalu.Hartadi A. Sarwono, Deputi Gubernur BI sebelumnya telah memproyeksi penguatan rupiah pada semester II/2011 akan sedikit tertahan akibat situasi krisis pada beberapa negara Eropa.Tentang penguatan rupiah pada semester kedua, saya lebih suka mengatakan akan stabil dengan kecenderungan menguat. Tapi penguatannya tidak akan terlalu kuat seperti sebelumnya karena ada faktor ketidakpastian, katanya beberapa waktu lalu. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper