Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tokyo buka lagi beras berjangka

TOKYO: Setelah diskors selama 72 tahun, sebagai bagian dari program pemerintah Jepang menyokong harga, September ini beras akan kembali diperdagangkan pada Tokyo Grain Exchange Inc. Presiden operator bursa komoditas pertanian Jepang itu, Yoshiaki Watanabe,

TOKYO: Setelah diskors selama 72 tahun, sebagai bagian dari program pemerintah Jepang menyokong harga, September ini beras akan kembali diperdagangkan pada Tokyo Grain Exchange Inc. Presiden operator bursa komoditas pertanian Jepang itu, Yoshiaki Watanabe, mengatakan volume perdagangan bisa empat kali lipat setelah didaftarkannya beras berjangka. Masuknya beras diharapkan bisa mengangkat volume perdagangan menjadi 40.000 lot per hari dari rata-rata pada Maret 9.626 lot. Tokyo Grain Exchange mengalami kerugian operasional 773,7 juta yen pada tahun yang berakhir 31 Maret karena volume perdagangan anjlok 25% seiring berkurangnya partisipasi investor lokal. "Kami berharap beras berjangka akan menarik uang dari investor ritel dan korporasi karena komoditas ini merupakan produk yang sangat populer dan harganya volatile," kata Katsushige Yamazaki, manajer umum pada broker yang berbasis di Tokyo, ACE Koeki Co.Kementerian Perdagangan menghidupkan kembali perdagangan beras berjangka setelah 7 dekade seiring upaya memperkenalkan program baru yang mendukung pendapatan petani padi. Program tersebut menggantikan sistem pengendalian harga oleh pemerintah yang menjamin pendapatan petani. Tanpa dukungan kepastian harga dari pemerintah, volatilitas dapat meningkatkan kebutuhan petani dan pedagang untuk lindung nilai (hedging) di bursa.Pada 1 Juni, Grain Exchange Tokyo menerima dukungan dari 64 perusahaan, termasuk 28 distributor, 5 prosesor makanan dan 2 perusahaan perdagangan, untuk kembali memperdagangkan beras berjangka. Saat ini produksi beras Jepang sendiri bernilai sekitar 1,8 triliun yen (US$22 miliar). Menurut data dari Kementerian Pertanian, rata-rata harga beras turun 11% menjadi 12.807yen per sak (1 sak setara 60 kilogram) pada Mei dari tahun sebelumnya. Jumlah bursa yang memperdagangkan bahan baku di Jepang turun menjadi 3 dari sebelumnya 7 buah pada 2005. Hal itu terjadi ketika pemerintah memperketat peraturan yang mencakup penjualan aset keuangan lebih berisiko untuk individu, menyebabkan kemerosotan dalam perdagangan berjangka ritel. (Taufikul Basari/ea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper