Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis: Harga mahal penyebab jatuhnya saham Garuda

JAKARTA: Penetapan harga yang terlalu mahal dinilai menjadi faktor utama jatuhnya harga saham PT.Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada hari pertama listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini.

JAKARTA: Penetapan harga yang terlalu mahal dinilai menjadi faktor utama jatuhnya harga saham PT.Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada hari pertama listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini.

"Ini merupakan pelajaran berharga bagi BUMN. Kalau initial public offering (IPO) itu bukan lagi proses untung-untungan. Tetapi sebuah proses perencanaan panjang, seharusnya sudah diperhitungkan segala sesuatunya. Kalau hanya berharap pada keberuntungan, ya tidak bisa," kata Satrio Utama, Kepala riset Universal Broker Indonesia, hari ini.Menurut dia, penurunan yang terjadi bukan karena pemilihan waktu yang salah. Banyaknya jumlah saham yang harus diserap oleh underwriter, juga memperlihatkan bahwa publik kurang tertarik karena harga saham perdana yang dinilai mahal."Semua itu kan ada perhitungannya. Kita lihat saja bagaimana proses rights issue Bank Mandiri nanti. Sama-sama dilakukan dalam keadaan pasar global yang sedang turun dan sama-sama BUMN, tapi kelihatannya minat publik besar. Itu karena harga yang memang pas. Jadi penentuan harga pertama tentu berpengaruh," tuturnya.Namun dia juga tidak menutup kemungkinan jika penurunan itu juga terjadi karena keadaan pasar modal yang sedang lemah dan sedikitnya likuiditas. Tapi faktor pasar itu faktor kesekian. Bukan hal yang utama. Yang paling utama, ya penentuan harga tadi," tambahnya.Hal senada dilontarkan oleh Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang. Menurut dia, selain harga perdana yang terlalu tinggi dibandingkan industri sejenis lainnya, industri penerbangan saat ini sudah terlalu jenuh. Selain itu kurang bagusnya prospek dari BUMN penerbangan itu, juga turut menjadi faktor penyumbang lemahnya perdagangan saham perdana hari ini.IPO Garuda Indonesia, paparnya, merupakan perusahaan BUMN pertama yang mengalami penurunan saham saat perdagangan hari pertama. (foto: bloomberg) (yus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper