Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga saham baru Mandiri diperkirakan ideal di posisi Rp5.150

JAKARTA: Analis mengkhawatirkan penyerapan saham baru (rights issue) PT Bank Mandiri Tbk tidak maksimal jika harga ditetapkan di atas kisaran yang telah diumumkan, yakni Rp4.000 - Rp6.150.

JAKARTA: Analis mengkhawatirkan penyerapan saham baru (rights issue) PT Bank Mandiri Tbk tidak maksimal jika harga ditetapkan di atas kisaran yang telah diumumkan, yakni Rp4.000 - Rp6.150.

Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang menilai jika dilihat dari penutupan harga emiten berkode saham BMRI akhir pekan lalu sebesar Rp5.600 per lembar saham dengan rasio saham baru terhadap jumlah saham lama adalah 1 : 8,985, maka nilai ideal saham baru tersebut berkisar Rp5.150. Tetapi, lanjutnya, jika dilihat dari kisaran harga tertinggi yang ditetapkan yakni Rp6.150 per lembar saham, Edwin mengatakan nilai ideal harga saham baru bank pelat merah tersebut berada pada kisaran Rp6.095 per lembar saham. Namun, dia tidak merekomendasikan jika harga saham baru Bank Mandiri diputuskan di atas kisaran harga yang telah diumumkan. "Kisaran harga sudah diumumkan ke publik, jadi saya rasa lebih baik harga diputuskan pada harga yang berada di kisaran tersebut. Saya khawatir jika berada di atas kisaran, apakah nanti bisa terserap optimal oleh publik?" jelasnya. Berdasarkan prospektus yang diumumkan perseroan, Bank Mandiri akan menerbitkan 2,337 miliar saham baru dengan harga sekitar Rp4.000 - Rp6.150 per lembar saham. Total dana yang diincar sekitar Rp9,3 triliun hingga Rp14,4 triliun. Rasio right pelepasan saham baru itu adalah 8.985:1.000, dimana setiap pemegang 8.985 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham per 10 Februari 2011, berhak atas 1.000 lembar saham dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Adapun setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru di harga Rp 4.000 -Rp6.500 per lembar saham. Saham baru itu akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 14 Februari 2011. (esu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper