Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi percepatan inflasi mulai tekan nilai rupiah

JAKARTA: Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah pada pekan kedua Januari 2011 melemah 34 poin atau 0,38% di level Rp9.047 per dolar AS, menyusul kekhawatiran terhadap peningkatan inflasi di kawasan pasar negara berkembang Asia.

JAKARTA: Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah pada pekan kedua Januari 2011 melemah 34 poin atau 0,38% di level Rp9.047 per dolar AS, menyusul kekhawatiran terhadap peningkatan inflasi di kawasan pasar negara berkembang Asia.

Difi A. Johansyah, Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI), mengatakan pelemahan rupiah didorong oleh sentimen negatif di pasar keuangan regional, seiring kekhawatiran peningkatan laju inflasi emerging market Asia. Pelemahan rupiah juga terjadi bersamaan dengan dengan pelemahan nilai tukar regional. BI mencatat volatilitas rata-rata harian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (year to date) mencapai 4,91%. "Dari hasil pantauan Bank Indonesia, pasar keuangan domestik bergerak melemah, tercermin dari kenaikan yield SUN [surat utang negara] dan pelemahan IHSG [indeks harga saham gabungan] dan nilai tukar," jelasnya dalam surat elektronik yang diterima Bisnis, hari ini. Difi menuturkan terjadi proses menyeimbangkan kembali portofolio oleh investor. Berdasarkan catatan BI, investor asing menjadi net buyer dengan rata-rata pembelian harian (rrh) mencapai US$566,5 juta sepanjang pekan kedua awal tahun ini. Sementara itu, pada pekan pertama Januari 2011, investor asing menjadi net seller dengan rrh US$194,3 juta. Dia menambahkan, peningkatan suplai valas oleh korporasi pada minggu ini, membantu memenuhi permintaan dolar AS oleh investor asing. Pada minggu ini, ujarnya, korporasi menjadi net seller dengan rrh sebesar $94,8 juta, dan menjadi net buyer dengan rrh US$8,3 juta pad apekan lalu. Taimur Baig, Chief Economist India-Indonesia-Filiphina Deutsche Bank AG, mengatakan pelemahan nilai tukar yang terjadi di Indonesia lebih disebabkan keluarnya arus modal asing. Dia mengingatkan bila modal asing keluar secara tiba-tiba dapat menyebabkan volatilitas nilai tukar. (esu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper