Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri BUMN minta Telkom jangan paksakan merger Flexi-Esia

PONTIANAK: Kementerian BUMN meminta kepada manajemen PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) untuk tidak memaksakan merger Flexi-Esia apabila kondisi tidak mendukung.

PONTIANAK: Kementerian BUMN meminta kepada manajemen PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) untuk tidak memaksakan merger Flexi-Esia apabila kondisi tidak mendukung.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan jajaran manajemen Telkom harus memperhatikan kondisi yang terjadi saat ini, yang salah satunya adalah dari aspirasi karyawan.Semua harus dikomunikasikan dengan baik kepada pihak-pihak terkait, termasuk kepada karyawan. Namun kami yakin direksi bisa mengambil keputusannya. Kami di BUMN tidak ambil bagian dalam proses tersebut, ujarnya hari ini.Menurut Mustafa, pembicaraan mengenai Flexi-Esia akan dilanjutkan setelah terbentuk dewan direksi dan dewan komisaris yang baru, yang diputuskan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Hal ini menanggapi tuntutan karyawan Telkom yang hari ini menggelar demonstrasi menolak merger Flexi-Esia.Dalam tuntutannya, para karyawan meminta agar pemerintah tidak menjual asset negara, yang salah satunya adalah Flexi. Dalam hitungan Sekar Telkom, nilai buku Flexi saat ini mencapai Rp9 triliun, dan jumlah tersebut kemungkinan bisa mengalami kenaikan dengan mempertimbangkan variabel yang lain.Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan asset Esia yang hanya di kisaran Rp8 triliun Ketua Umum DPP Sekar Telkom Wisnu Adhi Wuryanto pekan lalu mengatakan lebih baik Telkom menambah asset dari pada menjual asset kepada pihak lain.Akan lebih baik Telkom yang membeli Esia daripada Flexi dilepas kepada Grup Bakrie. Namun, Telkom pun juga harus melihat kondisi asset yang dibelinya, ujar Wisnu Adi. Pertimbangan itu berbeda dengan manajemen Telkom yang kemungkinan lebih memilih menjadi minoritas dan memperoleh kompensasi uang atas merger dua operator CDMA itu. (mrp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper