Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: Harga komoditas, terutama sektor energi, diperkirakan akan terus merangkak naik sampai dengan akhir tahun depan seiring dengan derasnya aliran masuk dana asing (capital inflow) ke negara-negara berkembang.

Fauzi Ichsan, Ekonom Senior Standard Chartered Bank, mengatakan rendahnya suku bunga global memicu aliran dana ke pasar saham dan pasar surat utang baik surat utang negara (SUN) maupun obligasi korporasi.

Namun, lanjutnya, dengan semakin dipertanyakannya aset kertas saat ini, otomatis komoditas menjadi instrumen investasi yang menarik.

Spekulator melihat komoditas sebagai instrumen menarik tidak hanya untuk investasi tetapi juga spekulasi. Capital inflow akan masuk ke saham, obligasi, dan komoditas sehingga menaikkan harga ketiganya, katanya, hari ini.

Fauzi mengemukakan tren kenaikan harga terutama terjadi pada komoditas energi antara lain minyak bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Dia memperkirakan harga minyak bumi akan naik dari kisaran US$85 per barel pada kuartal IV/2010 menjadi US$93 per barel pada akhir 2011 atau tumbuh 9,41%. Menurut dia, pemicu kenaikan tersebut terutama berasal dari aksi spekulator.

Pada periode Maret-April 2009, harga minyak di kisaran US$35 per Aktivitas sektor riil tidak mungkin dapat memacu harga minyak setajam itu, katanya.

Harga batu bara diperkirakan naik 11,57% dari US$95 per ton pada kuartal IV/2010 menjadi US$106 per ton pada akhir 2011 dan harga CPO tumbuh 22,95% dari 3,050 ringgit Malaysia per ton pada kuartal IV/2010 menjadi 3,750 ringgit Malaysia per ton pada akhir 2011.

Dia menilai kenaikan harga komoditas global dapat menungtungkan neraca pembayaran dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, tuturnya, sektor tersebut menyumbang lebih dari 50% dari total ekspor Indonesia.

Kenaikan harga komoditas global menguntungkan ekspor dan neraca perdagangan Indonesia. Saya melihat harga komoditas akan naik lebih tajam dari rupiah, ujarnya.

Fauzi menuturkan selain komoditas sektor energi, harga komoditas baja dan emas juga diperkirakan mengalami kenaikan.

Dia memperkirakan harga komoditas baja dapat menyentuh level US$659 per ton pada akhir 2011, tumbuh dari US$623 per ton pada kuartal IV/2010.

Sementara itu, lanjutnya, harga emas juga dapat naik sebesar 7,4% dari US$1,350 per oz menjadi US$1,45 per oz pada akhir 2011.

Bank sentral di dunia mulai mendorong emas. Otomatis spekulan pun terdorong membeli emas yang menyebabkan harga emas naik, ujarnya.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper