Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu bara Tembus US$200 per Ton, Saham ADRO, FIRE, BYAN, dkk Melesat

Harga batu bara Newscastle di ICE Futures AS ditutup menguat 2,48 persen atau 5,25 poin ke level US$216,75 per ton. Saham ADRO menguat tipis 0,44 persen, sedangkan FIRE melonjak 12,94 persen.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham sejumlah emiten batu bara bergerak di zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Senin (17/1/2022), setelah harga batu bara melampaui level US$200 per ton pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat (14/1), harga batu bara Newscastle di ICE Futures AS ditutup menguat 2,48 persen atau 5,25 poin ke level US$216,75 per ton. Harga emas hitam ini terus menguat sejak menembus level psikologisnya pada 12 Januari pekan lalu.

Kenaikan ini direspons oleh penguatan sejumlah saham emiten batu bara. Saham PT Alfa Energi Investama Tbk. (FIRE) melonjak paling signifikan di antara emiten batu bara lainnya dengan penguatan 12,94 persen ke level Rp384 per saham pada pukul 10.13 WIB.

Penguatan saham FIRE disusul oleh PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) yang menguat 6,03 persen ke Rp246 per saham, kemudian PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. (BOSS) menguat 5,71 persen ke Rp74 per saham.

Saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) tak ketinggalan dengan penguatan 4,92 persen, sedangkan PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) juga menguat 3,56 persen ke Rp1.165 per saham.

Meskipun tipis, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) juga ikut menguat 0,44 persen ke Rp2.280 per saham, kemudian PT indika Energy Tbk. (INDY) naik 0,9 persen ke Rp1.685 per saham dan ITMG menguat 1,45 persen.

Di sisi lain, saham emiten batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk.  (PTBA) berbalik melemah 0,35 persen ke Rp2.820 per saham, meskipun sempat menguat tipis pada awal perdagangan.

Penguatan harga batu bara ini dipicu oleh larangan ekspor batu bara oleh pemerintah menyusul kritisnya pasokan batu bara sejumlah pembangkit listrik dalam negeri. Sejumlah negara bahkan telah meminta Indonesia untuk kembali membuka keran ekspor batu bara.

Pada 13 Januari 2022, pemerintah akhirnya kembali membuka ekspor batu bara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekspor batu bara sudah mulai dapat dilakukan kembali secara bertahap untuk perusahaan yang telah memenuhi ketentuan domestic market obligation (DMO).

Dia menjelaskan, pemberian izin ekspor itu dilakukan setelah pasokan batu bara untuk PLN dinyatakan aman. Pasokan batu bara PLN sampai dengan hari ini telah mencapai hari operasi (HOP) 15 hari sampai dengan 20 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper