Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Omicron Reda, Dolar AS Tertekan Nih!

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, tergelincir 0,4 persen menjadi 95,854. Indeks tetap mendekati level tertinggi 16-bulan yang dicapai akhir bulan lalu.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS mengalami depresiasi terhadap beberapa mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (9/12/2021) di Asia, setelah meredanya kekhawatiran tentang pukulan terhadap ekonomi dari varian virus Corona Omicron.

Kondisi ini membantu mendukung mata uang yang lebih berisiko. Sementara itu, dolar Australia menguat dalam sesi ketiga berturut-turut. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, tergelincir 0,4 persen menjadi 95,854. Indeks tetap mendekati level tertinggi 16-bulan yang dicapai akhir bulan lalu.

"Kekhawatiran tentang Omicron tampaknya sedikit memudar, terutama karena meningkatnya - meskipun belum dikonfirmasi - data yang muncul yang menunjukkan infeksi yang disebabkan oleh varian baru itu lebih ringan dari yang diperkirakan sebelumnya," Michael Brown, Analis senior Caxton.

Selera investor terhadap aset-aset berisiko meningkat minggu ini di tengah laporan bahwa orang yang terinfeksi varian Omicron di Afrika Selatan hanya menunjukkan gejala ringan.

Adapun, bukti awal menunjukkan bahwa varian baru kemungkinan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi tetapi tidak terlalu parah, kata pakar penyakit menular AS Anthony Fauci, Selasa (7/12/2021).

Mata uang terkait komoditas, termasuk dolar Australia, adalah penerima manfaat utama dari sentimen risiko yang membaik. Dolar Aussie menguat 0,8 persen pada US$0,7177, level tertinggi dalam seminggu.

Langkah China - mitra dagang utama Australia - untuk merangsang ekonominya yang melambat juga mendukung mata uang Australia, menurut Brown.

Sementara itu, Dolar Kanada sebagian besar tidak berubah setelah bank sentral Kanada mempertahankan suku bunga utamanya semalam di 0,25 persen, seperti yang diperkirakan, dan mempertahankan panduannya bahwa kenaikan pertama dapat dilakukan segera setelah April 2022.

Krona Norwegia melonjak sekitar 1,8 persen terhadap dolar AS, dibantu oleh sentimen risiko yang lebih baik dan harga minyak yang lebih tinggi.

Poundsterling Inggris melemah 0,05 persen pada hari itu, setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberlakukan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat di Inggris pada Rabu (8/12/2021). Johnson memerintahkan orang-orang untuk bekerja dari rumah, memakai masker di tempat-tempat umum dan menggunakan tiket masuk vaksin (sertifikat vaksin) untuk memperlambat penyebaran varian virus Corona Omicron.

Bitcoin hampir datar pada Rabu (8/12/2021) di US$50.567,89, karena eksekutif puncak dari enam perusahaan uang kripto utama termasuk Coinbase dan Circle mendesak Kongres untuk memberikan aturan yang lebih jelas bagi industri bernilai US$3 triliun yang sedang booming itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper