Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid Melonjak, IHSG Tinggalkan Level 6.000

Investor asing melepas sejumlah saham seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP), masing-masing mencatat net foreign sell Rp60,5 miliar, Rp33,9 miliar, dan Rp24,4 miliar.
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran akan peningkatan jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke bawah level 6.000.

Pada penutupan perdagangan sesi I, indeks komposit terpantau parkir di level 5958,01 setelah melemah 110,43 poin atau 1,82 persen dari penutupan kemarin. Adapun pagi ini IHSG dibuka melemah di level 6065,52.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya sebanyak 67 saham yang menguat. Sementara itu, 466 saham memerah dan 98 lainnya menguning alias tak beranjak dari posisi sebelumnya.

Kapitalisasi pasar di akhir sesi I turun ke level Rp7.073,82 triliun. Jumlah transaksi tercatat Rp8,65 triliun dengan aksi jual aisng Rp106,49 miliar di seluruh pasar.

Investor asing melepas sejumlah saham seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP), masing-masing mencatat net foreign sell Rp60,5 miliar, Rp33,9 miliar, dan Rp24,4 miliar.

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan sentimen paling negatif yang mendera IHSG pada perdagangan hari ini adalah lonjakan kasus Covid-19 dari sekitar 9.000 kasus aktif menjadi 12.000-an.

“Investor mulai khawatir karena kalau lonjakan ini berlanjut mau nggak mau pasti aktivitas ekonomi akan kembali dibatasi selain menggencarkan program vaksinasi nasional,” katanya kepada Bisnis, Jumat (18/6/2021)

Selain itu, Mino menyebut ada tambahan sentimen negatif lainnya tentang perubahan proyeksi kenaikan suku bunga dan inflasi di AS serta terkoreksinya mayoritas harga komoditas jelang akhir pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper