Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Sebut KAI, PTPN, hingga BUMN Karya Banyak Utang

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan restrukturisasi utang BUMN menjadi salah satu agenda utama yang dikerjakan sepanjang 2020.
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN menyebut akibat pandemi Covid-19 terdapat tiga BUMN yang memiliki utang yang cukup besar. Sejumlah BUMN tersebut yakni, PT Kereta Api Indonesia (Persero), BUMN Karya, serta Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan restrukturisasi utang BUMN menjadi salah satu agenda utama yang dikerjakan sepanjang 2020. Pandemi Covid-19 benar-benar memperlihatkan sejumlah BUMN yang memiliki utang yang cukup besar.

Berbekal pengalaman melakukan restrukturisasi utang PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS), tantangan yang dihadapi berikutnya yakni merestrukturisasi utang PTPN.

"Sekarang tantangan yang kami hadapi ini ada tiga salah satunya PTPN yang mempunya nilai utang cukup besar Rp40 triliun lebih, dan juga di [BUMN] karya-karya yang memang masih berjalan dan beberapa hal lain di industri yang saat ini kondisinya masih harus kita hadapi seperti pariwisata, ini realita yang harus kami lakukan," paparnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Rabu (20/1/2021).

PTPN disebut memiliki utang sudah menembus Rp40 triliun atau berkisar Rp48 triliun. Adapun BUMN karya yang dimaksud yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PP Tbk (PTPP).

Erick Thohir juga mengingatkan BUMN Karya yang sekarang ini suka tidak suka pembangunannya butuh dana sangat besar, tetapi karena masih Covid-19 penurunannya sangat signifikan.

Selain BUMN Karya, Erick menyebut PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga terdampak signifikan dengan jumlah penumpang yang hanya berkisar 15 persen dari kondisi penumpang normal.

Hal ini tentunya berakibat pada perusahaan, yang sejak awal memiliki utang yang cukup tinggi. Dengan demikian, perlu dilakukan restrukturisasi utang-utang KAI.

Kereta Api Indonesia mencatat kerugian per 30 September 2020 KAI mencatat jumlah kerugian komprehensif tahun berjalan sebesar Rp2,51 triliun, dari untung Rp1,474 triliun di 30 September 2019.

Adapun jumlah pendapatan KAI anjlok menjadi Rp12,19 triliun di 30 September 2020 dari Rp17,8 triliun pada periode sebelumnya. Total kewajiban termasuk utang, menembus Rp30,11 triliun, dari posisi Desember 2019 sebesar Rp25,09 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper