Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Anak BUMN Melaju Kencang, Ini Saham Yang Jadi Perhatian Investor

Saham WEGE, WSBP, dan WTON sebagai top picks. Potensi kenaikan untuk masing-masing emiten yakni 47%, 27%, dan 34%.
Karyawan memantau pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan manajer investasi, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan memantau pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan manajer investasi, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Seolah tidak mau ketinggalan dengan pergerakan emiten pelat merah induk, sejumlah saham entitas anak BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia juga langsung melaju pada awal 2019. 

Berdasarkan data yang dihimpun melalui Bloomberg, pergerakan saham sejumlah emiten anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) moncer sepanjang periode berjalan 2019 atau hingga akhir pekan lalu. Tercatat, pertumbuhan harga sejumlah perseroan mampu melewati level dua digit.

Laju saham PT PP Properti Tbk., misalnya, bergerak positif 26,50% untuk periode berjalan 2019 atau hingga sesi penutupan perdagangan, Jumat (18/1). Emiten berkode saham PPRO itu ditutup dengan harga Rp148 per saham dan price earning ratio (PER) 21,14 kali.

Selain PPRO, laju saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. juga tercatat positif awal tahun ini. Untuk periode berjalan 2019, harga saham emiten bersandi WEGE itu menguat 15,83% dan ditutup mendarat ke level Rp278 pada akhir pekan lalu.

Entitas anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. lainnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk., juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan harga saham emiten berkode WTON tersebut menguat 8,51% untuk periode berjalan 2019.

Di sisi lain, laju saham PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. juga mengalami pertumbuhan 13,89% untuk periode berjalan 2019. Sampai dengan akhir pekan lalu, emiten berkode saham GMFI itu diperdagangka dengan PER 12,95 kali dan total kapitalisasi pasar Rp6,95 triliun.

Saat dihubungi Bisnis, Frankie Wijoyo Prasetio, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan menjelaskan bahwa, dibandingkan dengan emiten anak BUMN lainnya, PPRO memiliki performa paling tinggi untuk periode berjalan 2019. Akan tetapi, valuasi PPRO menurutnya sudah terlalu tinggi.

Dari jajaran emiten anak BUMN, Frankie menjadikan saham WEGE, WSBP, dan WTON sebagai top picks. Potensi kenaikan untuk masing-masing emiten yakni 47%, 27%, dan 34%.

Untuk sisi fundamental, sambungnya, earnings per share (EPS) ketiganya tercatat terus mengalami pertumbuhan pada rentang 2015-2018. Artinya, terus terjadi pertumbuhan laba dari tahun ke tahun.

“Menariknya di tengah perusahaan yang labanya bertumbuh tersebut [khususnya WSBP dan WTON] malah dalam 3 tahun terakhir ini mengalami penurunan harga saham yang signifikan. Hal ini menjadi kesempatan yang sangat baik bagi investor untuk mengakumulasikan saham WSBP, WTON, dan WEGE dengan potential return yang menarik,” jelasnya kepada Bisnis akhir pekan lalu.

Adapun, dia mengungkapkan target harga untuk masing-masing emiten yang menjadi top picks tersebut yakni WSBP Rp500, WTON Rp545, dan WEGE Rp410.

Secara umum, Frankie memproyeksikan pergerakan saham emiten anak BUMN akan diwarnai sentimen politik pada 2019. Selain itu pergerakan entitas anak usaha cenderung mengikuti atau anchoring induk BUMN.

“Kondisi ini juga menyebabkan investor cenderung membeli saham emiten anak BUMN yang induknya sudah mengalami kenaikan,” imbuhnya.

Di sisi lain, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjadikan saham PPRO, PPRE, WEGE, dan BRIS sebagai top picks. Pertimbangan yang digunakannya yakni berdasarkan pergerakan secara teknikal.

Lebih lanjut, William memproyeksikan target harga 2019 untuk PPRO dan PPRE di level Rp300 per saham. Selanjutnya, WEGE di level Rp300 per saham, dan BRIS Rp750 per saham.

Secara garis besar, dia menilai terdapat dua sentimen utama yang akan mempengaruhi laju saham emiten anak BUMN tahun ini yakni hasil pemilu dan kondisi induk. “Hasil pemilu dan kinerja perusahaan induk yang pada umumnya akan mengerek sama anak usaha,” ujarnya.

Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan mengatakan sejumlah perseroan pelat merah akan sibuk mengejar kesepakatan pada awal tahun ini. Hal itu sejalan dengan banyaknya ketidakpastian jelang pemilu.

Untuk sektor konstruksi, Dennies memproyeksikan BUMN fokus kepada proyek lebih kecil ke depannya. Langkah itu menyusul selesainya proyek-proyek besar seperti jalan tol. “Jadi dalam hal ini subkontraktor seperti PPRE dan WEGE bisa diuntungkan,” tuturnya.

Di luar emiten anak BUMN konstruksi, dia juga menilai GMFI memiliki prospek yang menarik. Langkah kemitraan yang ditempuh oleh induk, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., diyakini juga turut mengerek kinerja keuangan perseroan.

Pihaknya memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp306 per saham untuk GMFI. Target tersebut menyiratkan proyeksi PER 12,5 kali untuk periode 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper