Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Berseteru Dagang, China Tetap Beli Kedelai AS

China akan memesan kembali kedelai Amerika Serikat (AS) tepat saat dilakukannya negoiasi perdagangan antara AS dan China pada 7 dan 8 Januari 2019. Pembelian tersebut juga terindikasi dari pembelian 11 kargo gabah oleh salah satu perusahaan swasta asal China, Sinograin.
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com JAKARTA — China akan memesan kembali kedelai Amerika Serikat (AS) tepat saat dilakukannya negoiasi perdagangan antara AS dan China pada 7 dan 8 Januari 2019. Pembelian tersebut juga terindikasi dari pembelian 11 kargo gabah oleh salah satu perusahaan swasta asal China, Sinograin.

Kepala pialang gabah berjangka global ED&F Man Capital Markets Chicago Charlie Sernatinger mengatakan, absennya negara importir kedelai terbesar dalam perdagangan kedelai di AS mengakibatkan banyak perusahaan swasta asal China yang terseok-seok.

“Hari ini mereka [perusahaan asal China] keluar dengan ceria, dan dikabarkan telah membeli 25 kargo kedelai dari pasar Amerika Serikat,” ujar Charlie seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan, Senin (7/1/2018), harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) ditutup menguat 2,75 poin atau 0,30% menjadi US$924,25 sen per bushel. Secara year-to-date (ytd) harga kedelai CBOT mencatatkan kenaikan harga tipis 0,68%.

China melakukan pembelian kedelai untuk pertama kali setelah bersitegang dalam perdagangan dengan AS pada Desember lalu, yaitu sebesar 1,2 juta metrik ton untuk pengiriman hingga 31 Agustus 2019, kemudian ditambah menjadi 1,56 juta ton pada pekan yang sama.

Perusahaan makanan terbesar asal China, Cofco Corp, mengatakan telah melakukan 2 pembelian sedangkan perusahaan Sinograin disebutkan telah membeli dalam jumlah yang banyak.

Beberapa pengiriman sudah mulai bergerak menuju China. Vessel Attaia membawa 68.337 ton kedelai dari Perusahaan Kalama Export, sedangkan Marubeni Corp dan Mitsubishi Corp membawa 64.660 ton dari Terminal Ekspor Gabah, milik Bunge Ltd. dan Itochu Corp. Jepang.

Selain itu, untuk gabah pakan seperti jangung dan sorgum, China masih akan menunggu negoisasi selesai sebelum membeli komoditas tersebut di pasar Amerika Serikat.

Adapun, pembelian kedelai pertama kali oleh China merupakan bagian dari perjanjian hasil pertemuan dengan G20 dan negara Asia lainnya yang bertujuan untuk membeli setidaknya 5 juta ton kedelai.

Oleh karena itu, pembelian kedelai oleh China kali ini disebutkan bisa melebihi dari jumlah yang ditentukan dalam perjanjian tersebut.

Sementara itu, belum terdapat pernyataan resmi dari departemen pertanian AS (USDA) akibat penutupan pemerintahan yang sampai saat ini masih berlangsung.

Pemerintahan negara paman sam telah menyatakan optimismenya untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang masuk akal dengan pemerintahan China.

Sekertaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan, terdapat kesepakatan perdagangan baik yang dapat dimaklumi oleh masing-masing kedua negara.

“Kesepakatan perdagangan tersebut, bisa termasuk China membeli komoditas AS, seperti kedelai dan gas bumi, sementara masih akan membahas lebih dalam terkait hak kekayaan intelektual dan akses pasar,” papar Ross.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Gajah Kusumo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper