Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Perpanjang Reli Didorong Harapan Kesepakatan Dagang AS-China

Bursa saham Asia menguat untuk sesi perdagangan ketiga berturut-turut pada hari ini, Selasa (8/1/2019), di tengah spekulasi investor bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China akan melangkah menuju kesepakatan perdagangan.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat untuk sesi perdagangan ketiga berturut-turut pada hari ini, Selasa (8/1/2019), di tengah spekulasi investor bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China akan melangkah menuju kesepakatan perdagangan.

Sentimen positif lain yang mendukung penguatannya adalah sikap dovish Federal Reserve AS yang dapat menghentikan laju pengetatannya jika pertumbuhan ekonomi melambat lebih lanjut.

Berdasarkan data Reuters, indeks Nikkei Jepang naik 1%, sedangkan indeks saham MSCI Asia Pacific selain Jepang naik 0,1%. 

Di bursa Wall Street AS, indeks S&P 500 menguat 0,7% pada perdagangan Senin (7/1) setelah lonjakan 3,4% pada hari Jumat (4/1), dengan saham Amazon.com Inc dan Netflix mendorong penguatannya.

Penguatan dalam sejumlah saham teknologi pun meredakan sedikit kekhawatiran yang dipicu oleh penurunan proyeksi penjualan Apple pekan lalu akibat terdampak perang dagang AS-China.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross pada Senin (7/1) memperkirakan bahwa pemerintah AS dan China dapat mencapai kesepakatan perdagangan ketika sejumlah pejabat dari dua negara berkekuatan ekonomi terbesar dunia ini melanjutkan perundingan guna mengakhiri sengketa perdagangan mereka.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing memiliki "itikad baik" untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik perdagangan.

Kendati demikian, banyak analis meragukan kedua pihak dapat mencapai kesepakatan komprehensif tentang semua isu pertikaian sebelum batas waktu dari masa gencatan selama 90 hari yang berlaku sejak 1 Desember 2018 berakhir pada 1 Maret.

Namun investor tetap melakukan pembelian saham dalam merespons rilis data pekerjaan AS yang kuat pada hari Jumat (4/1) dan komentar Gubernur Fed Jerome Powell bahwa ia menyadari risiko yang tengah berkembang serta akan sabar dan fleksibel dalam keputusan kebijakan tahun ini.

Komentar Powell telah meredakan kekhawatiran pasar bahwa bank sentral AS tersebut memiliki kemungkinan mengabaikan tanda-tanda perlambatan ekonomi dan tetap berpegang pada skenario dua kenaikan suku bunga tahun ini.

“Berbagai kekhawatiran pasar sebelumnya telah surut untuk saat ini. Namun, tidak dapat disangkal bahwa momentum kinerja keuangan di AS melambat,” kata Hirokazu Kabeya, kepala strategi global di Daiwa Securities, seperti dilansir dari Reuters.

“Pada akhirnya kita perlu melihat apakah laporan kinerja keuangan yang akan datang dapat menghilangkan kekhawatiran pasar,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper