Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MARK Kantongi Pinjaman US$14 Juta untuk Ekspansi 2019

PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK), emiten produsen cetakan sarung tangan karet yang berbasis di Sumatera Utara) membidik target pertumbuhan laba bersih sebesar 30% pada 2019.
Ridwan Goh, Chief Executif Officer PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (tengah) saat memimpin Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam RUPSLB Ridwan Goh dipilih menjadi CEO Mark Dynamics Indonesia Tbk, yang baru/Bisnis.com-M. Abdi Amna
Ridwan Goh, Chief Executif Officer PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (tengah) saat memimpin Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam RUPSLB Ridwan Goh dipilih menjadi CEO Mark Dynamics Indonesia Tbk, yang baru/Bisnis.com-M. Abdi Amna

Bisnis.com, MEDAN – PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK), emiten produsen cetakan sarung tangan karet yang berbasis di Sumatera Utara) membidik target pertumbuhan laba bersih sebesar 30% pada 2019.

Menurut Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. Ridwan Goh, kinerja perseroan pada tahun ini mengalami pertumbuhan positif secara konsisten yang didorong oleh ekskalasi produksi cetakan sarung tangan karet.

"Sampai akhir tahun kami optimistis mampu mencetak profit bersih Rp70 miliar pada akhir 2018 sesuai proyeksi. Untuk tahun depan target naik 30% dari current," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Ridwan mengatakan, pihaknya akan terus menambah kapasitas produksi hingga mencapai 1 juta unit per bulan pada 2022. Adapun pada saat ini produksi sarung tangan MARK berkisar 540.000 unit per bulan.

"Tahun depan akan kami naikkan menjadi 630.000 unit per bulan," tambahnya.

Guna mendukung rencana peningkatan kapasitas pabrik, perseroan telah mengantongi dana pinjaman dari lembaga perbankan dengan nilai sekitar US$14 juta atau setara Rp202,8 miliar (kurs Rp14.490).

Pinjaman tersebut didapatkan belum lama ini dari Bank Permata dengan tenor 5 tahun dan tingkat bunga 4,25%.

Ridwan menuturkan dana tersebut akan digunakan untuk membiayai investasi perseroan terkait penambahan kapasitas pabrik pada 2019. Selain itu, dana pinjaman tersebut juga akan dipakai untuk pengembangan usaha di luar bisnis organik, berupa pabrik produk sanitasi berbahan porselen.

Pembangunan pabrik tersebut akan dilakukan di atas lahan seluas 10 hektar di kawasan Tanjung Morawa, Sumatera Utara, yang telah diakuisisi MARK sejak paruh kedua 2018.

Proses pembangunan pabrik sanitari dengan nilai total investasi Rp150 miliar itu ditargetkan rampung pada 2020. Adapun kapasitas terpasang diharapkan mencapai 80.000 unit per bulan dengan volume penjualan 30.000 unit per bulan.

"Untuk outlook bisnis cetakan sarung tangan pada 2019 kami lihat masih sangat menjanjikan, makanya kami terus melakukan ekspansi," tuturnya.

Terkait kebutuhan likuiditas, lanjut Ridwan, kini menjadi lebih mudah didapatkan sejak perseroan resmi mendaftar di Bursa Efek Indonesia. Kendati begitu, dia mengakui sejauh ini pihaknya masih belum berencana mencari dana dari pasar modal.

"Kemarin dana hasil IPO (iniatial public offering) sudah kami gunakan untuk pengembangan usaha. Sejak [melantai] di BEI, laporan keuangan juga lebih transparan sehingga kami mendapatkan kelonggaran dan kepercayaan untuk pinjaman dengan tingkat bunga kompetitif," tuturnya.

Sementara itu, hingga September 2018 total pendapatan yang dicatatkan MARK mencapai Rp240,5 miliar atau 80,2% dari target akhir tahun.

Jumlah cetakan sarung tangan yang terjual mencapai 4,8 juta unit atau naik 28,5% (YoY), di mana sebanyak 95% terjual di pasar ekspor. 

Kendati pendapatan pada kuartal III/2018 mengalami sedikit kontraksi yakni 6,9% secara year on year atau sebesar Rp77 miliar, tapi kondisi tersebut dinilai hanya sementara.

“Dalam jangka panjang pendapatan MARK akan tumbuh secara konsisten dengan adanya ekskalasi produksi cetakan sarung tangan,” kata Asosiasi Analis Efek Indonesia dalam laporannya akhir bulan lalu.

Selain itu, MARK juga dinilai mampu meningkatkan efisiensinya sejalan dengan peningkatan output hasil produksi sehingga margin bunga bersih dan rasio return on equity (ROE) dapat terjaga di atas 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper