Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaleidoskop 2018: Kinerja Bursa Eropa Tak Menggembirakan

Pergerakan Indeks Stoxx sepanjang tahun 2018 terbilang tidak terlalu menggembirakan. Sejak awal tahun hingga hari ini, Rabu (12/12/2018), indeks Stoxx Europe 600 tercatat melemah hingga 11,56%.
Bursa Eropa/Reuters
Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Stoxx sepanjang tahun 2018 terbilang tidak terlalu menggembirakan. Sejak awal tahun hingga hari ini, Rabu (12/12/2018), indeks Stoxx Europe 600 tercatat melemah hingga 11,56%.

Berdasarkan data Bloomberg, sejak awal tahun 2017 hingga akhir perdagangan Rabu, indeks Stoxx tercatat melemah hingga 11,56% atau 45 poin ke posisi 344,18 dari level akhir tahun 2017 di 433,09.

Pergerakan indeks Stoxx ini jauh berbeda dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Di tahun 2017, indeks Stoxx menguat hingga 7,64%. Indeks juga diproyeksikan mencatat penurunan terburuknya sejak krisis keuangan tahun 2008 silam.

Indeks sempat melaju positif di awal tahun dan mencatatkan level tertingginya di tahun ini pada 23 Januari 2018, di mana indeks Stoxx ditutup menguat 0,17% ke level 402,81, namun sejak saat itu indeks terus melemah. Di bulan Januari, Indeks Stoxx mencatat penguatan sebesar 1,61%.

Sementara itu, posisi terlemah indeks tercatat pada 10 Desember 2018 setelah merosot 1,25% dari sesi perdagangan sebelumnya ke level 338,99. Level ini juga merupakan yang terendah sejak tahun 2016.

Sejumlah peristiwa memberikan sentimen pada pergerakan indeks Stoxx, mulai dari gejolak seputar kesekpakatan Brexit, krisis anggaran di Italia, hingga meningkatnya sentimen perang perdagangan global.

Meskipun menguat pada Januari, indeks melemah pada bulan berikutnya. Indeks tertekan oleh kehawatiran atas kemungkinan perang perdagangan yang digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menyusul rencana AS untuk mengenakan tarif terhadap impor baja dan aluminium.

Selain itu, berita mengenai konflik dengan Rusia juga turut memberikan sentimen negatif. Dilansir Reuters pada Senin (26/3/2018), Amerika Serikat menyatakan akan mengusir 60 diplomat Rusia. Langkah AS ini mengikuti pemerintahan di seluruh Eropa yang menindak Kremlin atas serangan terhadap mata-mata Rusia di Inggris.

Indeks Stoxx melemah masing-masing 5% dan 2,31% sepanjang bulan Februari dan Maret 2018.

Memasuki kuartal II/2018, indeks Stoxx masih tertekan sejumlah sentimen, terutama dari perang perdagangan, meskipun diimbangi oleh sentimen dari kinerja emiten pada awal kuartal yang membuat indeks Stoxx menguat 3,9% sepanjang bulan April.

Dilansir Reuters pada Rabu (4/4/2018), China melakukan aksi terhadap rencana AS untuk memberlakukan tarif pada barang-barang impor China senilai US$50 miliar, dengan memberlakukan tarif serupa pada impor utama asal AS termasuk kacang kedelai, pesawat, mobil, daging sapi, dan bahan kimia.

Kinerja positif di bulan April tak mampu berlanjut di dua bulan berikutnya pada kuartal III. Pada bulan Mei indeks Stoxx mencatat penurunan sebesar 0,59%, dipicu oleh tekanan dari krisis di Italia.

Seperti dikutip Reuters, Rabu (30/5), fund manager  Anthilia Capital Partners Giuseppe Sersale mengatakan pasar tertekan oleh kurangnya kepercayaan sepenuhnya dalam prospek keuangan publik Italia karena obligasi pemerintah mencatat kinerja terburuk dalam 25 tahun terakhir. Penurunan ini menyusul kekhawatiran mengenai krisis utang dan pemilu di Italia.

Pelemahan di bulan Mei berlanjut pada Juni 2018, dengan indeks Stoxx mencatat penurunan 0,82%, menyusul meningkatnya kekhawatiran terhadap ancaman perang perdagangan global dan dampaknya terhadap ekonomi dunia.

Sebuah laporan pada Senin (25/6) bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk melarang banyak investasi asal China di perusahaan teknologi AS dan melarang lebih banyak ekspor teknologi ke Negeri Panda menekan sektor teknologi Eropa, yang terdiri dari perusahaan perangkat keras yang sensitif terhadap perdagangan.

Kinerja indeks Stoxx kembali pulih pada awal kuartal III/2018, didorong oleh serangkaian laporan kinerja emiten yang positif serta prospek penurunan ketegangan perdagangan antara Eropa dan AS. Pada bulan Juli, Stoxx mencatat kinerja positif dengan penguatan 3,07%.

Salah satu sentimen pendorong adalah pertemuan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dengan Donald Trump yang menghasilkan kesepakatan untuk menunda pengenaan tarif impor pada mobil asal Eropa sementara kedua belah pihak mencoba mencari jalan keluar dari hambatan perdagangan lainnya.

"Investor akan sangat optimis sehubungan dengan pengumuman kemarin, tetapi juga akan mengingat apa yang terjadi dengan China," Alastair George, ahli strategi investasi di Edison, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/7).

Kaleidoskop 2018: Kinerja Bursa Eropa Tak Menggembirakan

Kinerja pada bulan Juli tak mampu berlanjut pada bulan berikutnya. Pada Agustus, indeks berakhir melemah 2,39%, meskipun kembali pulih di bulan September dengan catatan penguatan tipis 0,24%.

Salah satu sentimen yang mempengaruhi indeks pada periode ini adalah meningkatnya tensi perdagangan AS-China setelah kedua negara menerapkan bea impor satu sama lain, yang menekan emiten otomotif di Eropa.

Amerika Serikat dan China menerapkan tarif 25% pada barang impor satu sama lain senilai US$16 miliar pada hari Kamis, menjadikan nilai impor yang dikenakan tarif di kedua belah pihak mencapai US$50 miliar sejak awal Juli.

Pergerakan indeks pada awal kuartal IV/2018 terus tertekan. Bahkan pada Oktober indeks mencatat penurunan bulanan terbesar tahun ini sebesar 5,63%. Pelemahan ini berlanjut pada November 2018 dengan pelemahan 1,14%.

Hingga menjelang akhir tahun ini, indeks terus diterpa sejumlah sentimen, di antaranya krisis anggaran Italia, perkembangan seputar perjanjian Brexit, serta tekanan perang dagang.

Salah satu sentimen penggerak utama indeks pada kuartal ini adalah pertentangan usulan kesepakatan Brexit dari Perdana Menteri Inggris Theresa May serta kesepakatan gencatan perdagangan antara AS dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper