Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lagi, Faktor Eksternal Menekan Kurs Rupiah

Pelemahan nilai tukar rupiah yang makin dalam ke kisaran Rp14.600-an per dolar AS ditengarai terjadi lantaran diterpa sejumlah masalah eksternal.
Karyawan menghitung uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Karyawan menghitung uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan nilai tukar rupiah yang makin dalam ke kisaran Rp14.600-an per dolar AS ditengarai terjadi lantaran diterpa sejumlah masalah eksternal.

Pada penutupan perdagangan Selasa (11/12), rupiah melemah 57 poin atau 0,39% menjadi Rp14.610 per dolar AS. Sepanjang 2018 berjalan, pelemahan kurs mencapai 7,22%. Mata uang Garuda merosot 2,31% dari posisi Rp14.277 per dolar AS, Selasa (11/12), sepekan lalu.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menuturkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah kali ini murni karena faktor eksternal. Menurut dia, potensi pelemahan dan penguatan kurs masih terbuka sama besar.

“Faktor yang menjadi fokus utama sekarang terkait dengan perang dagang AS dan China,” kata David dihubungi Bisnis, Selasa (11/12/2018).

Dari domestik, data terdekat adalah rilis perdagangan yang masih dinantikan oleh pasar terkait dengan apakah defisit neraca berjalan melebar atau tidak. Hingga kini pun belum ada kabar terbaru mengenai upaya intervensi pemerintah melalui Bank Indonesia.

“Sejauh ini belum ada kebijakan baru. Tetapi mungkin yang harus diperhatikan juga bagaimana pemerintah bisa menjaga tingkat inflasi pada akhir tahun ini karena mulai ada peningkatan harga pangan di pasaran jadi membuka kemungkinan bisa meningkatkan inflasi melebihi ekspektasi pada Desember ini,” lanjutnya.

David memproyeksikan pergerakan rupiah bakal stabil hingga akhir tahun mengingat sudah banyak perusahaan yang libur mulai pertengahan bulan. Rupiah diprediksi akan bergerak pada rentang antara Rp14.400—Rp14.700 per dolar AS.

“Kalau perang dagang bisa mereda, terbuka kemungkinan rupiah kembali ke Rp14.000 per dolar AS.”

Kepala Bidang Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksikan Bank Indonesia baru akan bergerak setelah ada keputusan dan kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS, pada 20 Desember mendatang.

“Tahun ini sepertinya BI tidak akan menaikkan suku bunga lagi, kecuali The Fed benar-benar agresif,” ujarnya.

Ariston memproyeksikan dalam sepekan ke depan rupiah akan bergerak pada kisaran antara Rp14.470—Rp14.750 per dolar AS. Sementara itu, untuk hingga akhir tahun, terbuka menguat ke Rp14.200 apabila faktor eksternal mereda.

Selain terpengaruh perang dagang AS dan China, faktor eksternal lain yang membebani laju rupiah yakni polemik di kawasan Uni Eropa seperti Brexit dan Italexit.

“Prediksi soal resesi di Amerika Serikat juga menimbulkan kekhawatiran. Ditambah peristiwa politik di kawasan Eropa seperti Brexit, demonstrasi di Prancis dan isu Italexit yang juga menambah kekhawatiran pasar,” ujar.

Kasus Italexit, yang tengah berkembang, ikut menjadi pemicu penguatan dolar AS. Namun, dikutip dari Reuters, Selasa (11/12) Komisi Eropa pada pekan lalu memberikan peringatan pada Italia agar tidak keluar dari zona Eropa.

“Tetapi, saat ini masih dalam tahap mencari dukungan, jadi belum berpengaruh besar, namun sudah mengguncang pasar.”

Adapun, penguatan harga minyak diperkirakan bisa memberi pengaruh pada pelemahan rupiah. Namun, pengaruh dari harga minyak belum akan terjadi dalam waktu dekat, mengingat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) baru akan melakukan pemangkasan produksi pada Januari 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper