Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pound Sterling Terbebani Ketidakpastian Politik, Dolar AS Untung

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak sedikit lebih rendah pada perdagangan pagi ini, Selasa (11/12/2018), saat nilai tukar pound sterling Inggris terhadap dolar AS mencoba beringsut naik dari kemerosotannya.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak sedikit lebih rendah pada perdagangan pagi ini, Selasa (11/12/2018), saat nilai tukar pound sterling Inggris terhadap dolar AS mencoba beringsut naik dari kemerosotannya.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama di dunia melandai 0,12% atau 0,117 poin ke level 97,102 pada pukul 10.46 WIB.

Pergerakan indeks dolar AS sebelumnya dibuka turun tipis 0,037 poin atau 0,04% di level 97,182, setelah pada perdagangan Senin (10/12) berakhir melonjak 0,73% atau 0,705 poin di posisi 97,219. 

Sementara itu, nilai tukar pound sterling terhadap dolar AS terpantau naik tipis 0,12% ke US$1,2576 pada pukul 10.57 WIB, setelah berakhir merosot 1,3% di US$1,2561 pada perdagangan Senin (10/12).

Dilansir dari Reuters, nilai tukar pound sterling merayap di kisaran level pelemahannya terhadap dolar AS setelah Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May menunda pemungutan suara yang menentukan terkait kesepakatan Brexit.

Pada Senin (10/12) May menunda pemungutan suara di parlemen. Langkah ini memicu lebih banyak ketidakpastian maupun ketidakstabilan politik karena Inggris kini menghadapi Brexit tanpa kesepakatan.

Pelemahan nilai tukar pound sterling pun memberi keuntungan bagi dolar AS, yang bangkit dari tren pelemahannya terhadap sejumlah mata uang utama akibat berkembangnya spekulasi akhir siklus penaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun telah turun ke level terendahnya dalam tiga bulan pekan ini, ketika komentar bernada dovish dari sejumlah pejabat Fed dan data AS yang kurang bergairah semakin mempertajam pandangan tentang jeda dalam siklus pengetatan tersebut.

“Penurunan imbal hasil AS akhirnya akan mendorong dolar AS ke kecenderungan untuk menurun, tetapi mungkin tidak pada saat ini,” kata Junichi Ishikawa, pakar strategi valas senior di IG Securities, Tokyo, seperti dikutip Reuters.

“Tidak ada cukup permintaan untuk euro, dengan kekhawatiran politik di Eropa. Dan tentu saja ada pound yang terbebani permasalahan Brexit."

Sejalan dengan pound sterling, nilai tukar euro terhadap dolar AS terpantau beringsut naik 0,1% ke US$1,1367 pagi ini, setelah ditutup melemah 0,2% di US$1,1356 pada Senin (10/12).

“Dalam pandangan dasar kami, tekanan di pasar finansial dan dunia usaha mestinya mengarah ke persetujuan atas kesepakatan tersebut di Parlemen pada detik-detik terakhir," ujar Silvia Dall'Angelo, ekonom senior dari Hermes Investment Management.
 
Namun, lanjutnya, situasinya saat ini sangat dinamis dan ada banyak kemungkinan.
 
May menunda pemungutan suara di parlemen atas proposal Brexit yang diajukannya pada Senin (10/12). Pemungutan suara tersebut sedianya digelar pada Selasa (11/12). Sementara itu, Inggris dijadwalkan berpisah dengan UE secara resmi pada 29 Maret 2019.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

11/12/2018

(Pk. 10.46 WIB)

97,102

(-0,12%)

10/12/2018

97,219

(+0,73%)

7/12/2018

 

96,514

(-0,31%)

6/12/2018

 

96,810

(-0,27%)

5/11/2018

97,070

(+0,11%)

Sumber: Bloomberg

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper