Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 22 Poin, Mata Uang Asia Dipengaruhi Sentimen Penangkapan CFO Huawei

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (10/12/2018) di level Rp14.517 per dolar AS, menguat 22 poin atau 0,15% dari posisi Rp14.539 pada Jumat (7/12).
Perbandingan kurs rupiah tahun 1998, 2008, dan 2018./Bisnis-Radityo Eko
Perbandingan kurs rupiah tahun 1998, 2008, dan 2018./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (10/12/2018) di level Rp14.517 per dolar AS, menguat 22 poin atau 0,15% dari posisi Rp14.539 pada Jumat (7/12).

Kurs jual ditetapkan Rp14.590 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.444 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp146.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 56 poin atau 0,39% ke level Rp14.536 per dolar AS pada pukul 11.15 WIB.

Nilai tukar rupiah mulai tergelincir dengan dibuka terdepresiasi 0,12% atau 18 poin di level Rp14.498 per dolar AS, setelah pada perdagangan Jumat (7/12) mampu rebound dan berakhir terapresiasi 0,28% atau 40 poin di level Rp14.480 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.498-Rp14.536 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di Asia memang melemah pagi ini, dipimpin oleh rupee India dan won Korea Selatan yang masing-masing terdepresiasi 0,79% dan 0,48%.

Dilansir dari Bloomberg, mata uang di Asia melemah di tengah pesimisme bahwa Amerika Serikat (AS) dan China akan mencapai kesepakatan perdagangan dan setelah data yang dirilis selama akhir pekan menunjukkan sejauh mana konflik perdagangan tersebut telah membebani perekonomian China.

Data perdagangan dan inflasi yang dirilis oleh China mengisyaratkan pelemahan lebih lanjut dalam hal permintaan domestik dan internasional pada November.

Sementara itu, China memanggil duta besar AS ke China sebagai protes atas penangkapan CFO Huawei. Meng Wanzhou, yang juga adalah putri dari pendiri perusahaan teknologi ternama asal China tersebut ditangkap pada 1 Desember dan akan menghadapi ekstradisi ke Amerika Serikat (AS) lantaran dinilai melakukan pelanggaran atas sanksi AS.

“Pasar mata uang Asia masih dipengaruhi sentimen pemberitaan Huawei,” kata Stephen Innes, kepala perdagangan untuk Asia Pacifik di Oanda Corp dalam risetnya.

“Ketidakpastian tentang hubungan AS-China, ditambah dengan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS, membebani aset-aset berisiko.”

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau terkoreksi 0,066 poin atau 0,07% ke level 96,448 pada pukul 11.08 WIB.

Pergerakan indeks dolar AS sebelumnya dibuka dengan penguatan 0,201 poin atau 0,21% di level 96,715, setelah pada perdagangan Jumat (7/12) berakhir melemah 0,31% atau 0,296 poin di posisi 96,514. 

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

10 Desember

14.517

7 Desember

14.539

6 Desember

14.507

5 Desember

14.383

4 Desember

14.293

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper