Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Laba Solid, BBTN Diprediksi Tembus Rp3.000

Pertumbuhan laba yang cukup solid menguatkan rekomendasi sejumlah analis terhadap saham perbankan pelat merah PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN). Pada perdagangan pekan lalu, saham BBTN ditutup pada posisi Rp2.740.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan laba yang cukup solid menguatkan rekomendasi sejumlah analis terhadap saham perbankan pelat merah PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN). Pada perdagangan pekan lalu, saham BBTN ditutup pada posisi Rp2.740.

Hingga akhir September lalu, laba BBTN meningkat 11,5% secara year on year (YoY) menjadi Rp2,23 triliun dengan pertumbuhan kinerja operasional ditopang oleh kredit perumahan bersubsidi.

Analis PT Valbury Sekuritas Indonesia Alfiansyah Devi Harjoto mengatakan, hingga kuartal III/2018, pertumbuhan pinjaman perseroan meningkat hingga 19,3% secara YoY. Kontribusi dari perumahan subsidi adalah 30,1% YoY dan nonsubsidi 13,2% YoY.

Kedua subsegmen tersebut masingmasing berkontribusi sebesar 40,4% dan 34% terhadap total kredit BBTN. NPL perseroan juga turun cukup signifikan dari 3,07% pada sembilan bulan 2017 menjadi 2,65% pada periode yang sama tahun ini.

Penurunan NPL hampir terjadi di semua segmen kredit terutama kredit komersial dari 8,87% pada 2017 menjadi 6,14% pada 2018. Sedangkan NPL di segmen utama yakni kredit perumahan subsidi turun dari 1,5% menjadi 1,1%.

Namun, NPL kredit konsumsi mengalami kenaikan tipis dari 1,73% pada menjadi 1,82%, LDR meningkat dari 109,79% menjadi 112,83%, dan CASA turun dari 48,7% menjadi 46,5%, serta CAR tumbuh dari 17,12% menjadi 17,97%.

"Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp3.100 per saham dengan sejumlah faktor yang akan mendukung kenaikan saham perusahaan tersebut," kata Alfiansyah dalam risetnya, dikutip Minggu (9/12/2018).

Menurut Alfiansyah, ada empat faktor yang akan menguatkan saham BBTN. Yakni pertumbuhan ekonomi yang di atas 5%, pasar properti menengah ke bawah yang masih kuat, kelanjutran program FLPP, dan relaksasi LTV.

Adapun risiko yang kemungkinan akan dihadapi perseroan adalah kenaikan suku bunga BI secara berkelanjutan. Hal itu dapat berefek pada perlambatan kredit dan potensi naiknya kredit berisiko.

"Serta penurunan NIM lebih rendah dibandingkan ekspektasi dan kenaikan CoF yang lebih tinggi dari ekspektasi," ujarnya.

Rekomendasi serupa disampaikan tim analis PT MNC Sekuritas, yakni BUY dengan target harga di Rp3.300 yang merepresentasikan implied PBV di lebvel 1,44x/1,28x untuk periode FY18E/FY19F.

 "Program KPR bersubsidi masih akan menjadi katalis positif bagi BBTN, dengan risiko kondisi makro ekonomi yang berfluktuasi," jelas tim analis MNC Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper