Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Jangan Terlena Penguatan Rupiah

Di tengah peningkatan cadangan devisa di akhir tahun menyusul penguatan nilai tukar seiring masuknya dana asing ke Tanah Air, bank sentral mengimbau agar upaya menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan tetap didorong.

Bisnis.com, JAKARTA--Di tengah peningkatan cadangan devisa di akhir tahun menyusul penguatan nilai tukar seiring masuknya dana asing ke Tanah Air, bank sentral mengimbau agar upaya menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan tetap didorong.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan pelemahan kurs rupiah memang dipicu oleh faktor global. Namun, Indonesia dan India tercatat mengalami pelemahan paling besar dalam dua hari terakhir minggu ini. Hal tersebut disebabkan oleh defisit transaksi berjalan di dua negara tersebutyang lumayan besar.

"Jadi kita jangan terlena dengan penguatan kurs karena kita tetap harus selesaikan persoalan defisit transaksi berjalan, terus mendorong peningkatan ekspor, pariwisata dan mengendalikan impor yang tidak perlu," tegas Mirza.

BI masih meyakini defisit transaksi berjalan dapat berada di bawah 3% seiring dengan upaya pemerintah melalui pemberlakukan mandatori B20, penundaan sejumlah proyek infrastruktur dan penerapan tarif PPh impor terhadap 1.147 barang.

Dari sisi moneter, penyesuaian suku bunga yang dilakukan BI juga diharapkan dapat membantu menekan defisit transaksi berjalan ke batas aman. Dengan demikian, defisit transaksi berjalan diyakini akan turun ke kisaran 2,5% pada 2018.

Ekonom PT Bank Cental Asia Tbk. David E. Sumual menuturkan sentimen positif seperti penguatan cadangan devisa diharapkan bisa menjadi jendela kesempatan untuk mengundang aliran investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI).

"Percepatan harus dilakukan di sisi reformasi struktural dan kebijakan yang kita sudah keluarkan kemarin," ujar David. Pasalnya, aliran hot money bisa kembali berbalik melihat sentimen perang dagang dan Fed Fund Rate (FFR) masih tetap ada.

Sementara itu, dia tetap melihat upaya bank sentral untuk menjaga kestabilan nilai tukar tetap diperlukan, terutama bagi pengusaha agar tidak terganggu dalam perencanaan investasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper