Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Tenaga Kerja AS Mengecewakan, Dolar AS Jatuh

Indeks dolar AS merosot pada perdagangan akhir pekan seiring dengan kusamnya data tenaga kerja periode November 2018. Hal ini membuat ekspektasi kenaikan suku bunga Fed bakal melambat.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks dolar AS merosot pada perdagangan akhir pekan seiring dengan kusamnya data tenaga kerja periode November 2018. Hal ini membuat ekspektasi kenaikan suku bunga Fed bakal melambat.

Pada penutupan perdagangan Jumat (7/12/2018) waktu setempat, indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, turun 0,31% menjadi 96,514. Adapun, euro naik 0,24% menjadi 1,1401 per dolar AS.

Departemen Tenaga Kerja AS merilis tiga data pada akhir pekan ini, yakni pertama, Non Farm Payrolls (NFP) yang meningkat 155.000 pekerja , tetapi di bawah ekspektasi sebesar 200.000 pekerja. Kedua, upah per jam naik 0,2%, di bawah perkiraan 0,3%.

Adapun, ketiga, tingkat pengangguran berkurang menuju 5,6% dari bulan sebelumnya dan ekspektasi ekonom sebesar 5,8%. Secara garis besar, data tenaga kerja AS dinilai kurang apik.

“Ini sedikit mengecewakan. Efeknya secara keseluruhan ialah aksi jual dolar, karena ekspektasi kenaikan suku bunga pada 2019 yang tidak agresif,” tutur Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar di Cambridge Global Payments, dikutip dari Reuters, Sabtu (8/12/2018).

Berdasarkan data CME Group’s FedWatch, para pelaku pasar kini memprediksi suku bunga Fed hanya naik sekali pada 2019. Ekspektasi itu menurun dari bulan sebelumnya karena pasar beranggapan ada kemungkinan dua kali suku bunga meningkat.

“Dolar tampak untuk perdagangan lebih berombak karena pasar mencari jawaban apakah ekonomi AS lebih kuat atau lebih lemah daripada yang dipikirkan," papar Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper