Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Devisa Naik, IHSG Rebound

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mematahkan rangkaian pelemahannya pada perdagangan hari ini, Jumat (7/12/2018), menyusul rilis data cadangan devisa November 2018.
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mematahkan rangkaian pelemahannya pada perdagangan hari ini, Jumat (7/12/2018), menyusul rilis data cadangan devisa November 2018.

IHSG rebound dan ditutup menguat 0,18% atau 10,86 poin di level 6.126,36, kenaikan pertama dalam tiga hari. Pada perdagangan Kamis (6/12), IHSG berakhir melemah 0,29% atau 17,63 poin di level 6.115,49.

Meski sempat melanjutkan pelemahannya setelah dibuka turun 0,11% atau 6,54 poin di posisi 6.108,95 pagi tadi, indeks mampu membalik pergerakannya ke zona hijau pada awal perdagangan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di kisaran 6.103,18 – 6.141,47.

William Surya Wijaya, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas menjelaskan pertumbuhan pergerakan IHSG masih terus terlihat berpotensi untuk melanjutkan kenaikan, di antaranya didukung rilis data cadangan devisa.

Setelah mengalami tren penurunan sejak awal tahun, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat mulai mengalami peningkatan. Cadangan devisa naik US$2 miliar menjadi US$117,2 miliar pada akhir November 2018, dibandingkan dengan US$115,2 miliar pada bulan sebelumnya. 

Direktur Departmen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Junanto Herdiawan mengungkapkan peningkatan cadangan devisa pada November 2018 terutama berasal dari penerimaan devisa migas, penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah, dan penerimaan devisa lainnya yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah. 

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif," papar Junanto, Jumat (7/12).

Cadangan devisa tersebut, lanjutnya, mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Enam dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori positif, dipimpin sektor properti (+2,32%) dan aneka industri (+1,38%). Adapun tiga sektor lainnya berakhir di zona merah, dipimpin sektor finansial yang turun 0,58%.

Dari 618 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 222 saham menguat, 177 saham melemah, dan 219 saham stagnan.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang masing-masing naik 1,54% dan 2,82% menjadi pendorong utama terhadap rebound IHSG pada akhir perdagangan hari ini.

Di sisi lain, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 1,33% dan 1,08% menjadi penekan utama sekaligus membatasi rebound IHSG hari ini.

Rebound IHSG juga dibatasi oleh berlanjutnya aksi jual bersih atau net sell oleh investor asing pada perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net sell sebesar Rp538,63 miliar pada perdagangan hari ini.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks Bisnis 27 memperpanjang pelemahannya pada hari ketiga meskipun berakhir hanya dengan penurunan tipis 0,04% atau 0,240 poin di posisi 550,45.

Sementara itu, indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau bergerak variatif sore ini, di antaranya indeks PSEi Filipina (-0,99%), indeks FTSE KLCI Malaysia (-0,17%), indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,06%), dan indeks SE Thailand yang turun 0,23% pada pukul 16.06 WIB.

Di negara lainnya di Asia, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing berakhir naik 0,61% dan 0,82%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan ditutup naik 0,34%.

Di China, indeks Shanghai Composite naik tipis 0,03% saat indeks CSI 300 hanya mampu berakhir stagnan. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menambah pelemahannya dengan ditutup turun 0,35%.

Dilansir dari Reuters, bursa saham global berusaha rebound pada perdagangan hari ini dengan pasar saham di Asia dan Eropa membukukan sedikit kenaikan setelah terpukul aksi jual besar-besaran pada Kamis (6/12).  

Indeks MSCI all country world yang melacak pergerakan saham di 47 negara naik 0,3%, sedangkan indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang naik 0,2% setelah melorot 1,8% kemarin.

Sentimen positif untuk pasar ekuitas terdorong setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat The Fed sedang mempertimbangkan apakah akan mengisyaratkan sikap wait and see baru setelah penaikan suku bunga yang berpotensi terjadi dalam pertemuan terakhir mereka tahun ini pada Desember.

Selain itu, Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis menyampaikan penilaian yang bullish tentang perekonomian AS dan pasar tenaga kerja menjelang laporan payroll yang akan dirilis hari ini waktu setempat.

“Kami percaya bahwa risiko penurunan sangat terbatas, mengingat seberapa kuat pasar tenaga kerja di sebagian besar negara. Karenanya kami berpikir bahwa aset-aset berisiko akan rebound,” jelas analis di Credit Suisse.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

ASII

+1,54

GGRM

+2,82

HMSP

+0,81

PWON

+8,55

INTP

+3,24

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

(%)

BBCA

-1,33

TLKM

-1,08

BBRI

-0,82

AMRT

-9,09

UNVR

-0,45

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper