Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

‘Gencatan Senjata’ Perang Dagang Tekan Aset Safe Haven, Indeks Dolar Melemah

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, pagi ini terpantau melemah 0,294 poin atau 0,3% ke level 96,978 pada pukul 10.41 WIB.
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan Senin (3/12/2018) karena minat investor terhadap aset berisiko naik setelah China dan AS sepakat untuk gencatan senjata dalam perang dagang.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, pagi ini terpantau melemah 0,294 poin atau 0,3% ke level 96,978 pada pukul 10.41 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka terdepresiasi 0,14% atau 0,139 poin ke level 97,133, setelah pada perdagangan Jumat (30/11) ditutup menguat 0,494 poin atau 0,51% poin ke level 97,272.

Dilansir Reuters, Gedung Putih mengungkapkan pada Sabtu (1/12) bahwa Presiden Donald Trump mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping pada pembicaraan G20 di Argentina tidak akan menaikkan tarif pada barang impor China senilai US$200 miliar menjadi 25% pada 1 Januari 2019 seperti yang diumumkan sebelumnya.

China dan AS akan berusaha menjembatani perbedaan mereka melalui pembicaraan baru yang bertujuan mencapai kesepakatan dalam 90 hari ke depan.

"Gencatan perdagangan pasti berimplikasi positif untuk pasar. Kami memperkirakan pembelian dolar sebagai safe haven menurun dan mata uang berisiko seperti dolar Australia dan New Zealand meningkat," kata Rodrigo Catril, analis valas senior di NAB, seperti dikutip Bloomberg.

Namun, beberapa analis memperingatkan banyak masalah harus diselesaikan agar sentimen risiko tetap positif dalam jangka menengah.

"Pada akhirnya, ini tetap merupakan tatanan yang tinggi bagi China untuk memenuhi tuntutan AS pada masalah struktural, pada saat isu-isu utama yang telah dibangkitkan bahwa AS merupakan tantangan bagi kebangkitan China, de-eskalasi yang bertahan lama dan bermakna menjadi hal yang sangat menantang," kata Daniel Been, kepala riset mata uang di ANZ.

Selain perdagangan, fokus investor juga akan kembali ke kebijakan moneter AS, dengan Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, yang akan menjadi kenaikan suku bunga keempatnya tahun ini.

"Perkembangan selama akhir pekan akan memberi The Fed kepercayaan lebih untuk menaikkan suku bunga pada 2019," kata Michael McCarthy, kepala analis pasar di CMC Markets.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper