Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Kedelai Tergelincir Menuju Pertemuan G20

Harga kedelai memerah tipis setelah mengalami kenaikan tajam pada perdagangan dua sesi perdagangan sebelumnya menuju pertemuan unutk membicarakan perdagangan antara Amerika Serikat dan China pada pertemuan Group off 20 (G20) akhir pekan ini.
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnia.com, JAKARTA – Harga kedelai memerah tipis setelah mengalami kenaikan tajam pada perdagangan dua sesi perdagangan sebelumnya menuju pertemuan unutk membicarakan perdagangan antara Amerika Serikat dan China pada pertemuan Group off 20 (G20) akhir pekan ini.

Bertentangan dengan harga kedelai, harga gandum justru menghijau setelah munculnya ekspektasi akan kenaikan permintaan untuk pasokan dari AS meskioun pasokan dari wilayah Laut Hitam diperkirakan mengalami surplus pada tahun depan.

Pada perdagangan Kamis (29/11/2018) harga kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) mengalami penurunan 3,75 poin atau 0,42% menjadi US$886,75 sen per bushel dan mencatatkan penurunan harga 6,83% secara year-to-date (ytd).

Sementara itu, harga gandum di bursa yang sama mengalami kenaikan 1,25 poin atau 0,24% menjadi US$512,75 sen per bushel dan membukukan kenaikan harga sepanjang 2018 mencapai 17,15%.

Adapun, harga jagung naik 0,50 poin atau 0,13% menjadi US$373,75 sen per bushel dan tercatat mengalami kenaikan harga sepanjang 2018 berjalan mencapai 2,92%.

Para pelaku pasar kedelai hingga saat ini masih menantikan hasil dari pertemuan antara kedua pimpinan AS dan China pada pertemuan G20 di Buenos Aires pada Jumat (30/11) dan Sabtu (1/12/2018).

Direktur pialang IKON Commodities di Sydney Ole Houe mengatakan bahwa banyak trader yang berharap akan adanya rekonsiliasi sebagai hasil dari pertemuan tersebut meskipun tidak ada ekspektasi terkait dengan perincian dari hasil pertemuan tersebut.

“Namun, pasar tidak ingin mencari alasan untuk membuat harga reli sepanjang trader masih bisa percaya diri terhadap hasil dari pertemuan tersebut kelak,” papar Houe, dikutip dari Reuters, Kamis (29/11/2018).

Presiden AS Donald Trump mengatakan pihaknya terbuka untuk membentuk kesepakatan dagang baru dengan China, tetapi juga mempersiapkan kenaikan tarif pada barang China jika pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil apapun.

Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa China akan melebarkan akses pasar bagi investor luar negeri dan meningkatkan proteksinya pada hak kekayaan intelektualnya.

Adapun, Departemen Pertanian AS (USDA) menyebutkan bahwa sejumlah pengekspor swasta di AS telah menjual 268.748 ton kedelai AS ke sejumlah tujuan yang tidak diketahui dengan jelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper