Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Menguat ke 14.551, Analis Sebut Berkah Harga Minyak Terhadap Rupiah

Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.551 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (26/11/2018).
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.551 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (26/11/2018).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.551 per dolar AS, menguat tipis 1 poin dari posisi Rp14.552 pada Jumat (23/11).

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 14 poin atau 0,10% ke level Rp14.530 per dolar AS pada pukul 10.25 WIB.

Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka stagnan di level Rp14.544 per dolar AS, setelah pada perdagangan Jumat (23/11) berakhir menguat 0,25% atau 36 poin.

Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.530-Rp14.558 per dolar AS.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar terhadap sejumlah mata uang utama dunia, pagi ini terpantau menguat 0,06% atau 0,057 poin ke level 96,973 pada pukul 10.16 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan tipis 0,014 poin atau 0,01% di level 96,930, setelah pada perdagangan Jumat (23/11) berakhir menanjak 0,21% atau 0,204 poin di posisi 96,916.

Dilansir dari risetnya hari ini, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail memperkirakan indeks dolar akan menguat ke level 96,9-97,0 terhadap mata uang kuat utama lainya terutama euro, seiring dengan turunnya harga minyak dan pelemahan ekonomi Zona Eropa.

Pada Jumat (23/11) indeks S&P 500 terkoreksi didorong koreksi tajam harga minyak di AS sebesar 7%, akibat kekhawatiran investor terhadap pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia dan naiknya suplai minyak Saudi yang diperkirakan lebih tinggi pada November dibandingkan dengan 10,9 juta per barel pada Oktober.

Harga minyak WTI pengiriman Januari 2019 berakhir anjlok 7,71% atau 4,21 poin di level US$50,42 per barel pada perdagangan Jumat, sedangkan harga minyak Brent pengiriman Januari 2019 ditutup anjlok 6,07% atau 3,80 poin di posisi 58,80.

Koreksi yang berlanjut di pasar saham AS kembali mendorong investor mengakumulasi dolar dan US treasury.

Sementara itu data Purchasing Manager Index (PMI) Zona Eropa melemah menjadi 52,4 pada November dibandingkan dengan Oktober sebesar 53,1.

Nilai tukar rupiah pun diperkirakan menguat seiring dengan pelemahan harga minyak. Turunnya harga minyak diperkirakan dapat membantu mengurangi defisit neraca migas.

“Rupiah kemungkinan menguat ke level Rp14.500-Rp 14.600 per dolar AS,” tulis Ahmad.

Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)

26 November

14.551

23 November

14.552

22 November

14.592

21 November

14.618

19 November

14.586

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper