Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Harga Minyak Rebound, Levelnya Masih di Zona Merah

Harga minyak melambung lebih dari 1% pada perdagangan Rabu (21/11), rebound dari penurunan hingga 6% dalam beberapa hari sebelumnya, terdorong oleh laporan penurunan cadangan minyak komersil Amerika Serikat dan impor minyak mentah India yang mencapai rekor.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak melambung lebih dari 1% pada perdagangan Rabu (21/11), rebound dari penurunan hingga 6% dalam beberapa hari sebelumnya, terdorong oleh laporan penurunan cadangan minyak komersil Amerika Serikat dan impor minyak mentah India yang mencapai rekor.

Namun, investor masih mempertahankan sentimen bearish-nya dengan International Energy Agency (IEA) memberikan peringatan akan ketidakpastian pada pasar minyak yang belum pernah terjadi sebelumnya karena adanya hambatan di sektor ekonomi dan risiko politik.

Pada perdagangan Rabu (21/11) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik 0,89 poin atau 1,67% menjadi US$54,32 per barel dari penutupan sesi perdagangan sebelumnya.

Adapun, harga minyak Brent membukukan kenaikan 0,91 poin atau 1,46% menjadi US$63,44 per barel dari sesi perdagangan sebelumnya.

Rebound pada perdagangan Rabu (21/11) terpicu oleh laporan dari American Petroleum Institute (API) pada Selasa (20/11) malah bahwa cadangan minyak komersil AS pada pekan lalu secara tidak terduga anjlok hingga 1,5 juta barel menjadi 439,2 juta barel pada pekan 16 November.

Selain itu, impor minyak mentah dari India juga mengalami kenaikan hingga hampir 5 juta barel per hari sehingga ikut membawa dorongan pada harga minyak mentah global.

Meskipun mengalami kenaikan, sebelumnya harga minyak sempat anjlok lebih dari 6% pada sesi perdagangan sebelumnya karena aksi jual besar-besaran di pasar saham global.

Kepala International Energy Agency (IEA) Fatih Birol mengatakan bahwa perekonomian global saat ini masih dalam kondisi sulit dan sangat rentan sehingga bisa mempengaruhi permintaan pada komoditas minyak mentah.

Selain itu, dalam laporan resmi bank investasi Goldman Sachs AS disebutkan bahwa penurunan harga minyak pada Selasa merefleksikan kekhawatiran akan kelebihan pasokan pada 2019 dan aksi jual di seluruh jenis aset dan komoditas mengingat kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi yang terus bertambah.

Dengan produksi minyak global yang menjulang, bersamaan dengan outlook permintaan yang memburuk, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tengah membicarakan akan mendorong pemangkasan produksi dengan kisaran antara 1 juta – 1,4 juta barel per hari untuk mencegah pengulangan peristiwa kelebihan pasokan 2014.

“Kami akan mengantisipasi adanya pelemahan lebih lanjut hingga ada reaksi dari OPEC dan sekutunya dan pertemuan G20 semakin jelas,” ungkap Ashley Kelty, analis minyak di Cantor Fitzgerald Eropa, dikutip dari Reuters, Rabu (21/11/2018).

Meskipun ada ekspektasi pemangkasan produksi dari OPEC, harga minyak Brent dan WTI tetap anjlok hingga masing-masing 28% dan 30% dari puncaknya pada Oktober lalu, dan seluruh struktur kurva harga untuk masa mendatang semuanya mengalami perubahan.

Kurva pergerakan harga Brent dari Oktober mengalami penurunan tajam, menunjukkan pergerakan harga untuk pengiriman spot lebih tinggi dibandingkan dengan yang pengiriman berjangka. Hal itu membuat penimbunan minyak jadi kurang menarik.

Namun, sejak Oktober, kurvanya juga bergerak ke posisi contango untuk sepanjang 2019, menunjukkan adanya kemungkinan kelebihan pasokan karena harga yang tinggi membuat pemain pasar tertarik menimbun minyaknya untuk dijual nanti.

“Untuk memulihkan harga, kurva Brent perlu melanjutkan kemunduran harga dari posisinya saat ini, ditambah dengan masalah lainnya juga seperti lonjakan produksi dari AS,” ucap James Mick, pengelola portofolio energi di Tortoise AS.

Produksi minyak mentah AS berdasarkan data Energi Information Administration (EIA) tercatat melambung hingga 25% sepanjang tahun ini ke level rekor 11,7 juta barel per hari dengan penyebab utamanya dari lonjakan produksi minyak serpih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper