Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Ikut Terseret Aksi Jual di Wall Street

Bursa Asia melemah pada perdagangan pagi ini, Rabu (21/11/2018), terbebani aksi jual yang melanda bursa Wall Street Amerika Serikat (AS).
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia melemah pada perdagangan pagi ini, Rabu (21/11/2018), terbebani aksi jual yang melanda bursa Wall Street Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun 0,55%, sedangkan bursa saham Australia dan indeks Nikkei Jepang masing-masing turun 1% dan 1,3%.

Aksi jual memukul bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) untuk hari kedua berturut-turut pada perdagangan Selasa (20/11), saat saham peritel seperti Target dan Kohl meluncur menyusul kinerja dan proyeksi keuangan yang lesu.

Indeks S&P 500 ditutup melorot 1,82% atau 48,84 poin di 2.641,89, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2,21% atau 551,8 poin di level 24.465,64, dan indeks Nasdaq Composite berakhir melemah 1,7% atau 119,65 poin di level 6.908,82.

Nasdaq ditutup di level terendahnya dalam lebih dari tujuh bulan, sedangkan indeks S&P 500 dan Dow Jones berakhir di titik terendahnya sejak akhir Oktober.

“Sulit untuk menentukan satu faktor yang mendorong penghindaran risiko global. Apple dan tensi perdagangan tampaknya disebut-sebut sebagai faktor setiap hari, tetapi sulit untuk melimpahkan penyebabnya pada faktor tersebut atas semua pelemahan,” kata Soichiro Monji, ekonom senior di Daiwa SB Investments, seperti dikutip Reuters.

“Pasar tampaknya mulai bersiap untuk kehilangan momentum dalam ekonomi global, meskipun berjalan cukup baik saat ini.”

Sementara itu, indeks dolar AS menyentuh level 96,800 setelah melonjak 0,7% semalam dari level terendahnya dalam dua pekan di 96,042.

Awal pekan ini, komentar bernada hati-hati oleh sejumlah pejabat Federal Reserve tentang prospek ekonomi global menekan pergerakan dolar AS ke level terendahnya dalam dua pekan akibat terbebani kekhawatiran bahwa bank sentral AS tersebut dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga atau mengakhiri siklus pengetatan.

Di sisi lain, harga minyak merosot pada perdagangan Selasa (20/11), dengan harga minyak mentah AS terjerembab ke level terendah dalam lebih dari satu tahun, di tengah aksi jual pada Wall Street akibat meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Harga minyak mentah AS naik satu sen menjadi US$53,44 per barel setelah anjlok sekitar 6% pada Selasa, level terendahnya sejak akhir Oktober 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper