Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek LRT Disetop Sementara, WTON Masih Layak Koleksi

Keputusan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sadikin untuk menunda proyek Light Rail Transit (LRT) dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang melewati jalan tol Jakarta-Cikampek menggoyang sejumlah saham emiten konstruksi yang terlibat pada pembangunan proyek-proyek tersebut.
Tol Cikampek di kawasan Bekasi/Bisnis-Nurul Hidayat
Tol Cikampek di kawasan Bekasi/Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Keputusan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sadikin untuk menunda proyek Light Rail Transit (LRT) dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang melewati jalan tol Jakarta-Cikampek menggoyang sejumlah saham emiten konstruksi yang terlibat pada pembangunan proyek-proyek tersebut.
 
Pada perdagangan Rabu (21/11/2018), tepatnya hingga pukul 10.40 WIB, harga saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. telah tergelincir 55 poin atau 3,91% ke level Rp1.350. Sebelumnya, saham ADHI dibuka pada level Rp1.380.
 
Senasib, harga saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. melemah 20 poin atau 1,57% ke level Rp1.255. Emiten dengan sandi WIKA tersebut sempat tergelincir hingga Rp1.230 pagi tadi setelah dibuka pada level Rp1.275.
 
Adapun saham PT Wika Beton Tbk. sempat dibuka di zona merah dan menyentuh titik terendahnya di level Rp340, setelah dibuka pada Rp352. Per pukul 10.40 WIB, WTON telah memasuki zona hijau ke level Rp354.
 
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi menyampaikan setelah pernyataan Budi Karya tersebut, pelaku pasar merespons dengan melepas saham emiten konstruksi seperti ADHI dan WIKA. Akibatnya, appetite investor pada sektor konstruksi malah menjauhi nilai wajarnya.
 
"Top picks kami tetap WTON, WIKA, dan ADHI. Jika proyek benar-benar dihentikan, maka top picks hanya WTON," ungkapnya melalui riset yang dipublikasikan pada Rabu (21/11).
 
Namun, WIKA tetap direkomendasikan Buy karena upaya diversifikasi dan portofolio produk yang berpotensi menjaga kinerja laba bersih perseroan sepanjang 2019.
 
Samuel Sekuritas menurunkan rekomendasi untuk ADHI sambil menunggu perkembangan kebijakan pembangunan LRT dan kereta cepat.

Akhmad optimistis proyek tersebut masih akan dilanjutkan mengingat dasar hukumnya adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2017. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung pun telah memperoleh pencairan pendanaan dan tengah melakukan percepatan eksekusi proyek.
 
"Dampak akan signifikan pada penerimaan pembayaran [yang belum dibayar maupun progress pengerjaan yang dihentikan] dan potensi menganggu arus kas dan pengerjaan kedua proyek tersebut," ungkapnya.
 
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, pemerintah menghentikan sementara proyek tersebut karena menyebabkan kemacetan. Pembangunan yang dihentikan yaitu pada KM11-KM17 dan akan kembali dilaksanakan setelah musim Lebaran 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper