Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HRUM Bidik Penjualan Batu Bara 4,8 Juta Ton

Emiten pertambangan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) menargetkan volume produksi dan penjualan batu bara pada 2018 mencapai 4,8 juta ton.
Ilustrasi aktivitas bongkar muat batu bara./Antara-Irwansyah Putra
Ilustrasi aktivitas bongkar muat batu bara./Antara-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pertambangan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) menargetkan volume produksi dan penjualan batu bara pada 2018 mencapai 4,8 juta ton.

Direktur Utama Harum Energy Ray A. Gunara menyebutkan, pada kuartal IV/2018 perusahaan menargetkan kenaikan penjualan batu bara sebesar 1,5 juta—1,7 juta ton. Peningkatan volume diharapkan berimbas mengerek kinerja keuangan.

 “Dengan kenaikan penjualan tersebut, diharapkan dapat membantu kinerja keuangan perusahaan pada kuartal terakhir,” tuturnya.

Dengan estimasi penjualan batu bara 1,5 juta—1,7 juta ton pada kuartal IV/2018, perusahaan dapat memasarkan 4,8 juta ton sampai akhir tahun. Berdasarkan catatan Bisnis, volume tersebut turun dari rencana penjualan pada awal tahun sebesar 5,8 juta ton.
 
Per September 2018, perusahaan membukukan pendapatan US$232,96 juta, terkoreksi 2,33% year on year (yoy) dari sebelumnya US$238,52 juta. Laba bersih merosot 30,35% yoy menuju US$22,73 juta dari posisi per September 2017 senilai US$32,64 juta.

Penurunan kinerja keuangan tersebut disebabkan melesunya produksi, terutama dari tambang PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) pada semester I/2018 akibat masalah operasional. Namun demikian, kinerja operasional pada kuartal III/2018 cenderung membaik.

Per September 2018, HRUM menjual batu bara sejumlah 3,1 juta ton, turun 15,3% yoy dari sebelumnya 3,6 juta ton. Rerata harga jual atau average selling price (ASP) naik 13,4% yoy menjadi US$72,2 per ton dari sebelumnya US$63,7 per ton.

HRUM mengoperasikan tiga tambang yang memiliki produk premium, yakni MSJ dengan kalori 5.500 Kcal/kg, PT Karya Usaha Pertiwi (KUP) 5.253 Kcal/kg, dan PT Santan Batu Bara (SB) 5.400—6.400 Kcal/kg. KUP memulai produksi pada April 2018, sedangkan SB yang diakuisisi HRUM dari PT Petrosea Tbk. (PTRO) beroperasi pada Agustus 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper